Things We Like: Dari Minggu Ketiga Maret

Ideas
25.03.19

Things We Like: Dari Minggu Ketiga Maret

Acara karaoke, channel YouTube hingga film yang kami sukai.

by Whiteboard Journal

 

Di dalam program “Things We Like”, kami mengumpulkan hal-hal yang sedang disukai oleh tim Whiteboard Journal berikut alasannya. Dari gelaran karaoke night penuh nostalgia, akun berbagi cerita sad food, film horor terbaru dari Jordan Peele hingga sosok yang menginspirasi, berikut adalah “Things We Like” dari minggu ketiga Maret.

M. HILMI
Managing Editor

What:
Lazy Game Reviews

Description:
Semakin hari, youtube semakin terasa menyebalkan dengan video-video berjudul bombastis tapi secara konten justru minimalis. Rasanya semakin sulit menemukan konten menarik di antara belantara clickbait semesta maya ini. Untungnya masih ada satu-dua kanal yang bertahan dengan kualitas di dalam videonya. Meski harus menggali jauh lebih dalam, beberapa yang menyajikan kualitas masih bertahan di sana.

Salah satunya adalah kanal Lazy Game Reviews. Dibuat oleh mas-mas certified nerd 100%, kanal ini menyajikan berbagai ulasan tentang game yang insightful. Salah satu yang saya nikmati adalah episode di mana ia me-review “The Sims 1” sekian tahun setelah dirilisnya. Banyak di antara topik yang ia ulas adalah produk-produk lama yang mengundang nostalgia. Ada “Duke Nukem”, “Age of Empire” hingga game obscure buatan Kroasia, “Serious Sam” yang punya tempat spesial di hati saya. Beberapa kali pula ia mengulas hardware jadul yang ternyata punya banyak cerita menarik di dalamnya.

Memang secara look channel ini B ajah, tapi ceritanya selalu menarik diikuti.

FEBRINA ANINDITA
Editorial Staff

What:
The Story of Goth

Description:
Beberapa hari lalu browsing Instagram ketemu akun meme goth. Setelah itu jadi browsing tentang goth dan ketemu artikel lama di Pitchfork tentang musik ini. Di artikel ini juga dibuatin playlist Spotify – lumayan buat venting anger/feels. Ah, wish I could be more expressive…

AMELIA VINDY
Editorial Staff

What:
#ADPNIGHT

Description:
Beberapa tahun terakhir, acara dengan konsep karaoke telah menjadi salah satu hiburan favorit di kota-kota besar, khususnya di Jakarta. Buat gue sendiri, tema acara karaoke yang paling #mantulity dan membekas adalah #emonightjkt (2016) dan #ADPNight yang baru saja digelar oleh teman dekat saya Daffa Andika bersama @sobatindie dan Sobat @kencrotawn.

Keren banget banget banget sih! Gue sangat menikmati nyanyi bareng seluruh penggemar karya-karya ADP selama 4 jam non stop, meskipun sulit bernafas dan nyaris pingsan. Acaranya sendiri memainkan kurang lebih 70 lagu yang telah di kurasi, mulai dari Dewa 19, Dewa, Ahmad Band, Reza, Tere, Agnes Monica, Dewi-Dewi, Ratu dan masih banyak lagi. Dan serunya lagi, ada banyak muka-muka yang sepertinya jauh lebih muda dan bernyanyi sama kerasnya dengan fans-fans toku lol. Lagi! Lagi! Lagi! Lagi! @sobatindie Sobat @kencrotawn #ps: yang lain tapi ya. Buat yang kelewatan acaranya bisa karaokean sendiri dengan playlist di bawah ini.

GHINA HANA SABRINA
Editorial Staff

What:
Ann’s Bakehouses’ Tres Leches

Description:
Kebetulan minggu ini saya bertambah umur dan semenjak saya masih mempunyai teman-teman yang untungnya baik, saya masih mendapatkan kue untuk prosesi tiup lilin. To be completely honest, although I’m a fan of bread, I’m not too big on cakes – especially chocolate cakes. With this in mind, I was super excited knowing that they have bought me Tres Leches instead of one of those like Black Forest, Red Velvet, or whatever.

Anyway, I’ve been looking for Tres Leches in Jakarta for a while and couldn’t find it anywhere (or maybe I’ve been looking at the wrong places). It’s very light, not too sweet (although it’s soaked in 3 different kinds of milk) and topped with fresh fruits that helps with balancing the sweetness in your mouth. God damn.

JANUAR KRISTIANTO
Heart Attack

What:
Uchu Keiji Sharivan OST

Description:
Selain menghiasi masa kecil dengan berbagai cultural exposure mulai dari Bruce Lee, “For a Few Dollars More”-nya Sergio Leone hingga deretan Betamax Mazingers, Shin Getter Robo dan Gaban, original soundtrack theme atau OST murni tak terpisahkan dengan asosiasi memori kita akan karakter tokusatsu tertentu. Buat gue pribadi, OST Uchu Keiji Sharivan punya charm serta aksen kuat untuk menjadi asupan nostalgia harian gue lewat kombinasi epik musik rock/funk serta vokal solid Akira Kushida. Viva La Ginga Renpō Keisatsu, sekisha!

CLARISSA AMABEL
Art Director

What:
Sad Food (@_sadfood)

Description:
Kalau Anda sedang mengalami hari yang menyedihkan, tenang aja, banyak orang lain yang lebih sedih…

THE SADDEST FOOD AWARDS (VERSI LALA)

Bronze Award:
Soto Seret = pesen soto, kuahnya ketinggalan

Silver Award:
Donat Bingung = toppingnya meses coklat, isinya wortel dan kentang

Gold Award:
Kebab Parkour = kebab yang baru mau digigit, jatuh dari balkon, mendarat di genteng sekolah

🙁

ALMER RASHAD
Graphic Designer

What:
Refo dan Fauna – C.I.U

Description:
Gue belom pernah denger lagu baru kayak gini for a loooong time, lagu elektronik downtempo yang di campur dangdut dan sedikit vokal rap dari Refo. Pertama kali gue denger 2 lagu lama dia gue ngerasa dia kayak ga serius gitu bermusik tapi setelah gue denger lagu ini persepsi gue berubah. Sedikit. Buat gue lagu kayak gini bawa sesuatu yang baru ke meja, lagu ini fresh (at least di kuping gue).

KANIA THEA
Graphic Designer

What:
Us (2019)

Description:
Jordan Peele is a genius! Premis awal film ini seperti film-film horor slasher kebanyakan; satu keluarga lagi liburan nginep di rumah musim panas yang remote dari dunia luar di invasi oleh sekelompok orang misterius yang (ini kunciannya) tak lain tak bukan adalah copy-an keluarga itu sendiri. Ide cerita horor klasik di-twist dengan edan oleh Peele. Alur film lambat tapi tegang terus dan gue sangat suka semua background music yang ada di film ini. Agak-agak “The Shining” vibe. Film ini detail banget, every single scene counts, banyak simbol-simbol gitu. Di film Peele sebelumnya, “Get Out”, pesan tentang rasisme, white supremacy kuat banget, disini pesan-pesan konflik sosial juga ada, lebih deep tapi lebih scattered around. Dan semua simbolisme, isu sosial, dan konsep dualisme ‘our worst enemy is ourselves’ bisa dirangkum dengan strong storytelling, excellent casting, and superb wrap-up. I always love the kind of movie that creates exciting discussion right after it ends, and this one definitely does.

SABRINA FARIZKY
Marketing & Sales

What:
AOC’s TIME Cover

Description:
I’m sure we’re all quite familiar with New York Rep. Alexandria Ocasio-Cortez, yang adalah definisi absolut dari idolaqu.

AOC telah berhasil merepresentasikan the new generation of promising young politician, yang selalu fearless dalam mengemukakan pendapat dan melawan kubu ‘the bad guys.’ Dengan menjadi cover star TIME, AOC telah menunjukkan bahwa kehadirannya sudah semakin diakui dan influence nya pun sudah sangat terlihat jelas.

Pada salah satu interview-nya dengan Vanity Fair, AOC sempat ngomong hal yang menurut gue simple, no brainer tapi cukup memorable dan inspirational; “It’s really hard to communicate that I’m just a normal person doing her best. I’m not a superhero. I’m not a villain. I’m just a person that’s trying.” Duh sister.

Untuk mengagumi sosok AOC lebih dalam, mungkin bisa denger podcast “Into The Hive” dibawah ini:whiteboardjournal, logo