Who, What, Why: Alip Jon

Art
03.10.18

Who, What, Why: Alip Jon

Seniman muda asal Jakarta yang terus menceritakan pengalamannya melalui kanvas walau baru memulai perjalanannya di tahun 2016.

by Emma Primastiwi

 

WHO

Alif Dhita, atau lebih dikenal sebagai Alip Jon adalah seorang seniman muda asal Jakarta. Walau telah menjalani edukasi di sebuah institusi seni di tahun 2010, Alip Jon memutuskan untuk tidak melanjutkan edukasinya karena tidak cocok dengan pemikiran salah satu dosennya. Tetapi hal tersebut tidak menghambat Alip untuk tetap mengembangkan gaya artistiknya, hal ini terutama dibantu oleh sahabat senimannya, S. Teddy Darmawan yang terus menjadi pengaruh besar dalam karya seninya.

WHAT

Terinspirasi oleh berbagai hal negatif yang telah terjadi dalam hidupnya, Alip Jon terus menceritakan pengalamannya melalui kanvas walau baru memulai perjalanannya di tahun 2016. Dalam satu tahun berkarya, ia telah menyelenggarakan pameran solo pertamanya “No Imagination” di tahun 2017. Kini, Alip juga sedang menyelenggarakan pameran solo keduanya bertajuk “100% Made by Sinz & Mistakez” yang bisa dikunjungi di Hotel Monopoli.

Tema yang diangkat pada pameran terkininya adalah sistem keadilan dan juga sistem politik Indonesia. Dalam karyanya, ia membahas intoleransi dan monopoli yang sayangnya masih terlihat jelas dalam iklim sosial politik Indonesia. Dilukiskan dengan warna-warna terang yang bertolak belakang dengan topik berat yang disoroti, dengan sendirinya, karya Alip Jon menciptakan sebuah ironi.

WHY

Kebanyakan dari karya Alip merupakan refleksi dari pengalaman pribadinya yang tidak mudah dan juga mengulik sifat sejati dalam seseorang. Beberapa karyanya pun menceritakan pengalamannya saat ia pernah masuk penjara dan klinik rehabilitasi. Dari situ, ia membuat suatu komentar tentang sistem keadilan Indonesia yang menurutnya sangat masih bergantung dengan uang. Namun, dari segala pengalamannya yang penuh dengan rintangan, Alip mengadopsi sebuah filosofi yang menyambut kehancuran, bahwasanya di balik kehancuran sesungguhnya sebuah kehidupan baru dapat terlahir.whiteboardjournal, logo