Menuai Kritik dan Protes, Film Benedetta Karya Paul Verhoeven Dianggap Sebagai Blasphemy

Film
02.10.21

Menuai Kritik dan Protes, Film Benedetta Karya Paul Verhoeven Dianggap Sebagai Blasphemy

Paul Verhoeven membuktikan kemampuannya untuk menimbulkan kontroversi belum hilang.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Nada Salsabila
Foto: Youtube/Pathe

Paul Verhoeven yang berusia 83 tahun telah membuktikan bahwa ia belum kehilangan kemampuannya untuk menimbulkan kontroversi. Setelah merilis Elle pada tahun 2016, kini ia memulai debut lanjutannya yang sudah lama ditunggu-tunggu. Film terbarunya, Benedetta, yang bercerita tentang biarawati lesbian, menuai kontroversi dan memicu protes oleh pengunjuk rasa Katolik pada pemutaran perdananya 26 September lalu. Melalui gambar yang dibagikan dari akun Twitter resmi New York Film Festival, anggota American Society for the Defense of Tradition, Family and Property (TFP) terlihat memegang spanduk yang mengatakan bahwa film tersebut sebagai “penghinaan Tuhan”.

Salah satu spanduk yang dipajang oleh para demonstran di luar Alice Tully Hall di New York bertuliskan “Kami dengan keras memprotes film lesbian yang menghujat Benedetta, yang menghina kesucian biarawati Katolik”. Tidak hanya itu, terdapat juga spanduk dengan tulisan “Mengapa penghinaan tanpa akhir terhadap Yesus?” dan masih ada beberapa spanduk berisi kecaman lainnya.

Namun, banyak peserta NYFF yang mengatakan bahwa protes tersebut pada dasarnya merupakan pengiklanan gratis untuk pembuat film, dimana yang kecenderungannya terhadap subjek transgresif sudah bukan lagi menjadi rahasia. Para pengguna media sosial juga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan contoh baik dari Streisand effect, atau bahkan bisa menjadi ulah dari aktor bayaran yang menciptakan publisitas bagi film tersebut.

Salah satu akun di Twitter bahkan menuliskan “Jika saya berada di tim PR/distribusi Benedetta, saya akan segera merilis poster dengan tulisan ‘film lesbian yang menghina Tuhan’’ sebagai kutipan.”

Film karya Verhoeven ini ditayangkan perdana awal tahun ini di Festival Film Cannes, di mana film tersebut menerima tepuk tangan meriah selama lima menit. Film ini berdasarkan dari kisah nyata seorang biarawati abad ke-17, Benedetta Carlini, yang memiliki hubungan seksual dengan sesama biarawati. Film ini juga dibintangi oleh Virginie Efira, Lambert Wilson, Daphne Patakia dan Charlotte Rampling.whiteboardjournal, logo