In this open column submission, Garrin Faturrahman notes how songs that are sung in languages of unfamiliar language can bring comfort, and how there's so much to explore if people can overlook the stigma labelled as "weaboos".
Dalam submisi Open Column kali ini, Melati Suryodarmo, selaku Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024, menuturkan bagaimana filosofi "subak" berperan dalam upaya Indonesia Bertutur untuk merawat budaya Indonesia di pergelaran budaya akbar ini.
Dalam submisi Open Column ini, Muhammad Iqbal Ramadhan, menuliskan pengalamannya saat menghadapi represi aparat seusai demonstrasi Indonesia Darurat. Di sini, ia membahas tentang privilese dan keadilan.
Dalam submisi Open Column kali ini, Muhammad Rizki Ardhana merenungkan mengenai nepotisme, kondisi politik dan runtuhnya demokrasi negara kita saat ini yang merugikan seluruh rakyat.
Dalam submisi Open Column kali ini, Aloysius Efraim Leonard merenungkan nasionalisme dari kacamata kelas menengah, sembari menyoroti pentingnya aksi kolektif untuk mengubah status quo dan memprotes kebijakan pemerintah yang merugikan.
In this Open Column submission, Lana Tiffanie shares reflections on the pressure to define one's life path in their twenties. Lana discusses societal expectations to have clear future goals, the influence of observing successful adults, and the personal journey of finding peace through gradual progress.
Dalam submisi Open Column ini, Dinar Maharani Hasnadi mengenang puisi-puisi Joko Pinurbo sekaligus menyentuh bagaimana perasaan dalam menulis memiliki bobot yang lebih nyata ketimbang diksi yang sulit, dan mengingatkan kita juga akan nilai terapeutik yang terkandung dalam menulis secara ekspresif.