Kerap Berlaku Tak Pantas, Tom Sachs Dikabarkan Menjalankan ‘Cult-Like’ Studio

Art
27.03.23

Kerap Berlaku Tak Pantas, Tom Sachs Dikabarkan Menjalankan ‘Cult-Like’ Studio

Hal ini disampaikan langsung oleh para mantan rekan kerja yang sebelumnya sempat bekerja dengan Sachs. 

by Whiteboard Journal

 

Teks: Alissa Wiranova
Foto: Architectural Digest

Tom Sachs, seniman kontemporer yang kerap kali bekerja untuk Nike serta memiliki obsesi terhadap desain NASA dan luar angkasa ini baru saja dikabarkan kerap kali bertindak abusif kepada rekan kerjanya. 

Pertama kali dilaporkan oleh Curbed, beberapa mantan rekan kerja Sachs (mencakup asisten serta manager) menyatakan bahwa sosok seniman ternama itu sering kali melakukan tindakan kekerasan secara verbal terhadap karyawan serta rekan kerja yang ada di studionya. 

Seorang mantan manager rekan kerjanya bahkan menyatakan bahwa sudah banyak orang di dunia seni yang mengetahui tingkah laku Sachs ini, tetapi lebih memilih untuk tidak memusingkannya. “It’s like a ruse. So many people out there know that he’s cruel, but the art world is tiny and no one gives a shit.” 

Tak hanya itu, dalam film autobiografinya yang berjudulkan Ten Bullets, Sachs secara terang-terangan mengaku bahwa dirinya membagikan semacam lembaran guideline bertajuk “Avoiding Things That Make Tom Mad” kepada seluruh rekan kerjanya. Meski begitu, melalui juru bicara Sachs, manual yang disebarkan atasannya ini merupakan suatu bentuk guyonan semata. 

Meski begitu, beberapa mantan rekan kerja Sachs pun menceritakan pengalamannya semasa masih bekerja bersama. Sachs dikabarkan tak segan untuk mengucapkan kata kasar kepada rekan kerjanya, seperti ‘autistic’, ‘retarded’, atau ‘bitch’ apabila mereka melakukan suatu kesalahan. 

Lebih parah lagi, mantan rekan kerja perempuan Sachs menceritakan bahwa sosok desainer terkenal ini tak malu untuk berbagi cerita soal referensi pornografi dan tipe perempuan kesukaannya. Pria berusia 56 tahun ini menamai storage room di basement studionya dengan julukan ‘rape room’, sebelum ia menggantinya menjadi ‘consent room’ pada tahun 2016 lalu. 

Meski begitu, berbagai perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Sachs ini masih belum mampu menggesernya dari tampuk popularitas sebagai seorang desainer sekaligus seniman terkemuka dunia. Dirinya sendiri bahkan sempat menegaskan hal tadi, dengan menyatakan bahwa setiap karyawan yang ada di kantornya akan selalu dapat digantikan dengan mudah. “I don’t care if she dies. There’s a million of her and only one of me,” ucapnya dalam salah satu pertemuan Zoom. 

Hingga kini, Tom Sachs tetap menyanggah setiap tuduhan yang dilayangkan oleh laporan Curbed. Studio miliknya di New York pun masih enggan memberikan komentar apapun. whiteboardjournal, logo