Jelajah Kanal Amsterdam

30.03.17

Jelajah Kanal Amsterdam

Pesona Subkultur Tanpa Batas

by Febrina Anindita

 

Kota-kota di Eropa memiliki karakter khas, namun berkesinambungan satu sama lain. Amsterdam adalah salah satu di antaranya yang menonjol berkat pemetaan kota yang unik serta subkulturnya yang berwarna. Dengan mengoptimalkan segala sudut kota yang ada serta gedung-gedung dan area terbengkalai, kota ini kini menjadi tujuan wisata seni yang menyenangkan. Di antara kanalnya yang dingin, Amsterdam juga memiliki banyak wajah subkultur. Berikut adalah beberapa tempat di Amsterdam yang kaya akan inspirasi untuk sebuah perjalanan demi kreativitas baru.

huawesmall
http://studioberryslok.nl/projects/exhibitions/rubens-van-dyck-jordaens

Hermitage Amsterdam
Bangunan dengan total area lebih dari 12.000 meter persegi ini merupakan cabang dari Museum Hermitage di Rusia. Berkat ukurannya yang besar, museum yang terletak di dekat sungai Amstel ini mampu menjadi rumah untuk karya masterpiece yang mencerminkan relasi antara Belanda dan Rusia, antara lain pameran 1917 Romanovs & Revolution. Selain berfungsi sebagai gedung eksebisi, Hermitage jelas berperan besar untuk melestarikan sejarah lokal dan internasional melalui nomor-nomor lukisan yang menghiasi tiap hall. Adanya ragam karya klasik dirotasi dalam kurun waktu tertentu telah menjadi inspirasi besar dalam berbagai subkultur di Amsterdam dan daerah sekitarnya.

huawesmall
http://www.contemporaryartdaily.com/2013/03/mike-kelley-at-stedelijk-museum/017-stedelijk-museum-mike-kelley-2012-ph-gj-vanrooij/

Stedelijk Museum Amsterdam
Hal pertama yang membuat Stedelijk mampu menarik mata tiap pendatang dan bahkan warga lokal Amsterdam adalah arsitekturnya. Dengan bangunan tambahan seperti tub, museum ini berhasil membuat segala kalangan tertarik untuk memahami lebih jauh mengenai apa yang mereka tawarkan, yakni kurasi seni kontemporer yang fasih. Dan, sejak Stedelijk mencoba untuk progresif dan mencerminkan sisi demokratis Belanda, museum ini semakin dikenal sebagai tempat pertama yang wajib dikunjungi saat ke Amsterdam. Mulai dari Matisse sampai karya dari pergerakan De Stijl, seperti Piet Mondrian dan Theo van Doesburg dan seniman lain antara lain Bas Jan Ader dan Roy Lichtenstein.

huawesmall
http://living.corriere.it/city-guide/musei-gallerie/moco-museum-amsterdam/

Moco Museum
Letaknya yang tidak jauh dari Stedelijk menjadikan Moco sebagai museum yang memamerkan modern art dan kontemporer kepada segala kalangan. Perbedaan yang mencolok antara Moco dan museum atau galeri kontemporer lainnya adalah seleksi karya yang dilakukan Moco – fokus pada “Rock Stars of Art.” Karya dari nama-nama besar seperti Andy Warhol dan Banksy pun pernah mengisi dinding museum ini. Walau menggunakan gedung tua yang didesain pada tahun 1904, museum yang terbilang muda ini telah mendulang nama dengan cepat di antara pecinta seni di dunia dengan memamerkan karya seni yang seringkali tidak tersentuh oleh publik atau dimiliki oleh kolektor tertentu.

huawesmall
http://www.lademiddel.com/foam-museum.html

Foam
Letaknya di pusat kota Amsterdam, membuat Foam mendulang perhatian dari fotografer dunia. Menawarkan pameran berbagai pameran dari fotografer ternama yang karyanya masih relevan dan trendy seiring zaman – yakni Hiroshi Sugimoto, Henri Cartier-Bresson hingga Helmut Newton. Namun Foam tidak hanya merupakan sebuah galeri, adanya kafe hingga perpustakaan terbuka yang juga sering digunakan untuk ruang pameran sekuler di bawah naungan “Foam 3h” – jadi jangan kaget bila gedung ini selalu dipenuhi oleh emerging artist atau seniman muda yang mencari kesempatan untuk memperkenalkan karyanya kepada publik.

huawesmall
http://www.arenapoort.nl/grootste-tassenmuseum-ter-wereld-tassenmuseum-hendrikje/

Tassenmuseum Hendrikje
Museum ini merupakan surga bagi pecinta tas. Bukan hanya karena merupakan museum terbesar di dunia yang memamerkan tas dan purse, tapi kejelian pihak museum untuk melestarikan seluruh koleksi unik dari tahun 1600. Tiap produk tas yang didokumentasikan dengan apik tampil sempurna; bahkan setelah tidak dimakan zaman, di mana detail jahitan hingga potongan dari macam bahan terlihat elegan. Tassenmuseum menjadi satu-satunya tempat di dunia di mana para desainer dunia maupun fashion stylist mencari inspirasi berpakaian maupun berkarya dari masa lampau untuk menjadi yang terdepan dalam dunia mode.

huawesmall
http://strangesoundsfrombeyond.com/magazineitem/redlightradio/

Red Light Radio
Online radio ini telah menyentuh Amsterdam dengan seleksi musik indie dari banyak macam sudut negara sejak 2010. Mengambil tempat di kawasan red light district, radio ini memiliki konsep voyeur dalam berkesenian. Karena menggunakan salah satu bekas tempat prostitusi yang dilengkapi dengan jendela “pameran,” penikmat musik atau pejalan kaki bisa melihat DJ bermain melalui jendela yang juga diterangi lampu merah. Berkat keterbukaan sang pendiri Van Heijningen dan Orpheu The Wizard, Red Light Radio dikenal secara internasional sebagai kanal yang memutar musik eklektik, mulai dari elektronik, disko, Afrika, ambient atau bahkan hip hop dan funk. Berkat hal ini pula, mereka didapuk sebagai selector untuk label musik Dekmantel.

huawesmall
http://oor.nl/sitemap/concerts/foals_regeert_de_melkweg/concert

Melkweg
Jika sebelumnya Red Light Radio menjadi salah satu cara untuk menikmati musik indie di manapun dan kapanpun, Melkweg menjadi tempat bagi mereka yang ingin menikmati aksi musik sekaligus ajang pamer dari subkultur fashion, visual art, teater dan bahkan fotografi. Konsepnya sebagai cultural centre dan venue musik, membuat Melkweg menjadi sebuah melting pot yang selalu hidup dari siang hingga malam hari. Menggunakan pabrik susu yang sudah tidak terpakai, Melkweg yang dalam bahasa Inggris berarti Milky Way ini, pernah menggelar konser musik untuk U2, Prince, The Beastie Boys, Coldplay dan Foo Fighters.

huawesmall
http://www.evadeklerk.com/rondleiding/

NDSM
Area yang mengambil galangan kapal tidak terpakai ini kini menjadi spot seni di bagian utara Amsterdam. Luasnya lahan, membuat siapapun dapat menemukan banyak hal menarik untuk di eksplorasi di tiap sudutnya. Sebagai creative hub, NDSM layaknya Gudang Sarinah di Jakarta yang dipenuhi dengan toko, kolektif dan menjadi tempat berlangsungnya banyak festival musik hingga kuliner. Atmosfer industrial yang kental membuat lokasi ini popular di antara entrepreneur maupun street artist, sehingga tidak jarang graffiti artist terlihat melukis salah satu bangunan di sana dengan cerita dan warna menarik.

Meleburnya batas-batas antara gagasan subkultur membuat Amsterdam menjadi sebuah kota eklektik dan sarat akan inspirasi. Kepadatan penduduk dengan inisiatif berkarya yang berbanding lurus mampu membuat kota ini selalu masuk dalam pemetaan perkembangan seni di zaman ini. Itulah yang dirasakan oleh para pemenang Go Ahead Challenge 2016 yang berkesempatan untuk ke Amsterdam dan berkunjung ke seluruh tempat di atas guna bertukar referensi dan menambah skill lewat workshop dengan para seniman lokal kota seni ini.

Sebagai sebuah wadah kreasi Go Ahead Challenge hadir untuk menjadi jembatan bagi sosok kreatif dengan gairah berkarya. Buka kesempatan dan ikuti ajang adu skill dengan mengakses GoAheadPeople.id untuk mendapat kesempatan menikmati perjalanan kreatif kelas internasional di kota seni seperti Amsterdam.whiteboardjournal, logo

Tags