Antara Future dan Nature, Berikut Gambaran Desain Skyscrapers di Masa Depan

Art
10.01.23

Antara Future dan Nature, Berikut Gambaran Desain Skyscrapers di Masa Depan

Desain karya arsitek Manas Bhatia ini dibuat atas bantuan AI.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Alissa Wiranova
Foto: CNN

Arsitek asal India bernama Manas Bhatia baru saja meluncurkan desain bangunan pencakar langit yang ia perkirakan akan muncul di masa depan. 

Dengan paduan antara desain futuristik dan balutan hijau tanaman, bangunan pencakar langit yang didesain Bhatia ini tampak meliuk tinggi. Dirinya juga menyebut desain ini sebagai “air purification towers”. 

Meski begitu, desain milik Bhatia ini tak digagasnya seorang diri. Dirinya mengaku melibatkan teknologi AI dalam pembuatan desain bertajuk “AI x Future Cities” ini, terutama layanan Midjourney yang dapat menghasilkan visualisasi gambar melalui deskripsi teks. 

Menurut Bhatia sendiri, dirinya memasukkan beberapa keywords dalam Midjourney ini, seperti “futuristic towers,” “utopian technology”, “symbiotic”, hingga “bioluminescent material”. Midjourney kemudian secara otomatis menampilkan hasil visualisasi gambar dari frasa-frasa tadi. 

“The trial-and-error part is the most fun,” terangnya dalam wawancara bersama CNN. 

Dalam project lain bertajuk “Symbiotic Architecture”, Bhatia juga mengimajinasikan desain bangunan yang terintegrasi dengan pohon raksasa. Desainnya ini terinspirasi dari Hyperion, tanaman redwood di California yang merupakan pohon tertinggi di dunia.

Penciptaan karya seni yang dibantu oleh AI ini memang belakangan menjadi bahan perdebatan khalayak ramai. Karya seni yang diperoleh atas hasil kerja teknologi AI ini dinilai tidak original karena bukan merupakan output kreativitas manusia yang sebenarnya. Tak hanya itu, teknologi AI yang mampu menghasilkan visualisasi gambar dari kata kunci deskriptif ini juga sejatinya menggunakan referensi karya seni manusia lainnya tanpa izin. 

Meski begitu, Bhatia sendiri tak melihat AI sebagai sesuatu yang terus-terusan merugikan. “Art is completely open to interpretation,” ujarnya. 

“Semua orang bisa menggunakan AI, tapi tentu hasilnya tak akan sebaik karya mereka yang menggunakan kreativitasnya sepenuhnya,” tegas Bhatia.whiteboardjournal, logo