Introspeksi dengan Visualisasi Hewan dalam “Retrospect, Repose, Redefine”

Art
28.08.19

Introspeksi dengan Visualisasi Hewan dalam “Retrospect, Repose, Redefine”

Melihat masa lalu sebagai introspeksi dan inspirasi berkarya.

by Whiteboard Journal

 

Teks & Foto: Billy Dewanda

Dalam perjalanan kekaryaan, seorang seniman sering menemukan dirinya berada di jalur tertentu dan ingin melihat ke belakang untuk menelusurinya kembali. Satu-satunya tujuan adalah untuk mencari tahu di mana dan bagaimana melanjutkan pekerjaan seninya. Dibutuhkan keterampilan introspektif, namun untuk benar-benar melihat ke dalam cukup menakutkan terutama ketika dilakukan di depan mata publik.

Seperti itulah gambaran dari pameran “Retrospektif, Repose, Redefine” yang akan bercerita melalui karya dengan elemen dan material beragam. Pameran di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang ini mengumpulkan empat seniman berbakat, yaitu Haguri Sato, Maharani Mancanegara, Cinanti Astria Johansjah, dan Cecilia Patricia Untario. Dalam konteks seni, melihat kembali perjalanan yang sudah dilalui dipercaya bisa menjadi inspirasi gaya baru untuk diekspresikan dalam karya. Sepanjang proses pencarian ide dan gagasan, introspeksi diri menjadi sebuah evaluasi terbaik untuk menciptakan karya lebih baik.

Transisi yang diberikan antara karya di pameran ini mampu mengajak pengunjung merasakan makna dari setiap material yang digunakan. Di sini, bisa dilihat bahwa ekspresi para seniman pun beragam, mulai dari pengembangan objek di atas kanvas, pecahan kaca, kain, hingga kayu bisa menjadi aplikasi introspeksi diri. Secara garis besar, gambaran hewan menjadi salah satu cara terbaik mereka dalam berekspresi, sehingga mulai dari Cinanti hingga Haguri Sato menawarkan visualisasi introspeksi berbeda namun terikat yang memiliki segudang makna dan perspektif.

Beberapa objek juga membawa pesan sentimental tersendiri. Seperti halnya lukisan hewan yang digarap oleh Cinanti. Dengan menghadirkan hewan apa adanya, dengan bagian mata setiap hewannya tertutup, ia dengan sengaja memberikan sebuah pertanyaan apakah kita dapat melihat hal-hal sebagaimana adanya dan bukan bagaimana kita ingin melihatnya. Berbeda dengan yang dilakukan Cinanti, Patricia membawa kesederhanaan karya melalui material potongan kaca yang menciptakan refleksi cahaya secara abstrak. Sedangkan Maharani Mancanegara mengedepankan unsur kain dan kayu yang bercerita tentang kehidupan di permukaan dan di bawah permukaan laut. Lain lagi dengan Haguri Sato yang menjadikan kayu dan biota laut sebagai wadah luapan emosionalnya.

Melakukan introspeksi diri dalam karya menjadi pengalaman baru dalam memperbaiki hal yang telah kita lakukan. Pada pameran ini, para seniman membawa perspektif bahwa manusia bisa melihat sebuah lintasan ke masa lalu sebagaimana adanya. Melalui material-material yang saling terikat, para seniman berupaya membawa pengunjung kepada jalan hidup baru yang lebih baik.

Seperti yang terjadi pada kehidupan secara umum, dimana segala sesuatu tampak berlalu dengan cepat, pameran ini merupakan upaya untuk memperlambat dan berhubungan kembali dengan keyakinan dan minat masing-masing seniman. Lewat kumpulan beragam introspeksi diri yang dituangkan dalam elemen dan material berbeda, pengunjung diajak untuk mengevaluasi kembali kehidupan agar lebih bermakna, serta mendefinisikan kembali diri dalam masing-masing perannya.

“Retrospect, Repose, Redefine”

24 Agustus – 20 September 2019

Dia.Lo.Gue Artspace

Kemang Selatan 99A
Jakarta 12730whiteboardjournal, logo