Melalui Mesin Fotokopi Xerox, Hudinilson Jr. Mempersembahkan Keindahan Tubuh Seorang Queer

Art
01.12.20

Melalui Mesin Fotokopi Xerox, Hudinilson Jr. Mempersembahkan Keindahan Tubuh Seorang Queer

Setelah kematiannya, kini karya seni provokatif yang ia ciptakan dengan mesin fotokopi Xerox mulai dipandang dan diakui di dunia seni.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ratu Intan Mutia
Foto: Dazed

Tengah dipajang di Galeria Jaquelin Martins, kini karya seni dari mendiang Hudinilson Jr. mulai dipandang oleh masyarakat. Ia pun diakui sebagai salah satu seniman queer Brasil yang paling penting setelah banyak dikucilkan di dunia seni semasa hidupnya. Hudinilson Jr. terkenal dengan eksperimen pada karya seninya yang menggunakan mesin fotokopi Xerox. Tanpa rasa takut, ia memindai setiap inci tubuhnya dan tubuh orang lain serta menjadikannya kolase homoerotik.

Lahir di São Paulo, Hudinilson Jr. besar di sebuah keluarga Katolik ketika Brasil masih berada dalam cengkraman kediktatoran militer yang represif. Bayang-bayang penindasan dan tekanan ini lantas membuatnya ingin melakukan pemberontakan. Saat ia masih hidup, Hudinilson Jr. pernah melakukan beberapa intervensi protes perkotaan pada tahun 1979 hingga 1982 dengan membentuk sebuah aliansi bernama 3nós3. Aliansi yang dibentuk bersama seniman Ramiro dan Rafael França ini ditujukan untuk memprotes kediktatoran militer yang memerintah negara tersebut pada tahun 1964 hingga 1985 serta mencabut hak-hak konstitusional rakyat Brasil. Ketiganya melakukan pemberontakan dengan menaiki patung-patung figur publik dan menyelimuti kantong plastik hitam di kepala tokoh tersebut.

Di tahun 1970-an Hudinilson Jr. mulai menyuarakan ekspresinya melalui slogan-slogan yang merangsang secara seksual serta ilustrasi anatomis dari genetalia laki-laki. Tubuh laki-laki yang erotis ini menjadi matriks dari setiap karya yang ia ciptakan. Di tahun 1977 pun ia melakukan eksperimen dengan mesin fotokopi Xerox yang akhirnya digunakan sebagai sarana mereproduksi gambar dirinya, dari alat kelamin hingga bagian torso. Pemikiran-pemikiran ini pun terinspirasi dan tidak lepas dari sebuah mitos asal Yunani, yaitu Narcissus yang terpaku pada kecantikannya sendiri.  

Salah satu karya seninya yang terinspirasi dari mitos tersebut adalah “Exercise in Looking at Me II” pada tahun 1982. Karya ini tidak semata-mata hanya untuk menatap kembali pada citra Narcissus, tetapi untuk mengabadikan tubuh itu sendiri. Selain itu, terdapat pula “(De) Constructing Narcissus” pada tahun 2002 dimana Hudinilson Jr. memperbesar x-ray dari tulang patahnya akibat serangan dari homofobik. Tercipta di masa epidemi AIDS dimana tubuh seorang queer dipandang negatif, karya-karya dari Hudinilson Jr. ini menjadi sebuah penggambaran yang dalam akan pembangkangan serta kepedihan. 

Kumpulan karya seni dari Hudinilson Jr. sedang ditampilkan dan dapat dilihat di Galeria Jacqueline Martins hingga 9 Januari 2021. whiteboardjournal, logo