Menilik Guna Lekuk Tubuh dalam Karya Lewat Pameran “Pentimento: A Speculative Trace”
Melihat perjalanan karya sebelum menjadi sempurna.
Teks & foto: Billy Dewanda
Dalam proses memproduksi sebuah karya, membutuhkan banyak trial and error yang menjadi rekam jejak para seniman. Untuk mengkonsepkan sebuah karya dengan makna kuat tidak luput dari kegagalan dalam langkah awalnya. Dalam pameran “Pentimento: A Speculative Trace”, kita diajak melihat dan memahami bagaimana tiga seniman perempuan menyelesaikan sisa-sisa kegagalan karya mereka yang justru untuk ditunjukkan menjadi hal artistik.
Cerita tentang perjuangan, pertanyaan, dan ingatan-ingatan lalu yang dirasakan Naomi Samara, Salvita Decorte, dan Ruth Marbun diproyeksikan dalam lukisan yang mereka pamerkan di Dia.Lo.Gue, Kemang. Dikuratori Sally Texania, pameran ini juga mengajak para pengunjung dan penikmat seni untuk menyusuri cerita dari masing-masing seniman yang tertuang dalam goresan kuas mereka. Karya yang dihadirkan memang berbeda satu sama lain, namun secara visual akan terikat oleh ketertarikan mereka dengan tokoh-tokoh yang dibuat abstrak oleh mereka.
Saat memasuki pameran ini, kita langsung disapa hangat dengan karya dari Naomi Samara yang tertempel di sepanjang tembok putih dengan gambar yang dibingkai putih. Sejumlah 40 lukisan yang didominasi gambar lekukan tubuh dengan mengedepankan warna monokrom. Dari runtutan gambar tersebut, jika diperhatikan satu per satu akan membawa kita pada sebuah narasi yang diekspresikan Naomi melalui media lukisan. Dengan keyakinannya, Naomi percaya bahwa tubuh manusia merupakan sarana terkuat untuk mengeksplorasi perasaan dan pikiran.
Berbeda halnya dengan apa yang dilakukan oleh Ruth Marbun. Ia berusaha memaksimalkan penyelesaian karyanya menggunakan bahan tekstil. Sebuah kolaborasi antara teknik melukis dengan cat air yang kemudian dipadupadankan dengan teknik bordir dan menambah lapisan-lapisan kain berposisi abstrak guna menguatkan emosi yang disampaikannya. Instalasi miliknya pun diperkuat dengan warna merah dan putih. Warna merah ini menjadi sebuah daya tarik atas pelampiasannya yang dituangkan melalui kain merah dan dalam cipratan darah. Lapisan tekstil ini menjembatani proses pemikiran Ruth Marbun dalam sebuah karya.
Begitu pula dengan karya dari Salvita Decorte. Menjadi sebuah daya tarik dalam instalasi miliknya adalah sebuah kemeja yang menggantung dengan lukisan corak abstrak yang membuat para pengunjung akan menggali pesan tersembunyi di dalamnya. Ia lebih fokus pada gambar wajah dan keberadaan tubuh dengan kombinasi warna yang lebih variatif.
Ketiga seniman memiliki pesan dan ceritanya masing-masing. Namun dari segi visual, mereka terikat satu sama lain dan menjadikan sebuah pesan besar. Seperti pada judul pameran ini, Pentimento diartikan dengan perubahan dalam karya seni yang dibuktikan dalam rekam jejak yang telah mereka lalui. Pameran ini ingin merayakan bagian dari sebuah perjalanan karya, di mana akan menjadi sebuah kegagalan menuju keberhasilan. Seluruh proses eksplorasi pikiran dan perasaan nyatanya juga dapat dinikmati dalam karya dan dibagikan kepada banyak orang.
–
“Pentimento: A Speculative Trace”
Ruth Marbun
Naomi Samara
Salvita Decorte
17 Juli 2019 – 19 Agustus 2019
Dia.Lo.Gue
Jl. Kemang Selatan No.99A
Jakarta Selatan