Museum Macan Pertemukan Perupa Kontemporer dengan Jenama Lokal untuk Berkolaborasi

Art
03.06.21

Museum Macan Pertemukan Perupa Kontemporer dengan Jenama Lokal untuk Berkolaborasi

Limited Edition Merchandise hasil kolaborasi perupa kontemporer dengan jenama lokal menjadi sorotan dalam video musik Elephant Kind.

by Whiteboard Journal

 

Text: Shadia Kansha
Foto: Museum Macan/Youtube

LaboKarya (diserap dari frasa ‘Kolaborasi Laboratorium Karya’) merupakan sebuah inisiatif yang diinisiasi oleh Museum Macan untuk mempertemukan perupa kontemporer dengan jenama lokal yang telah dikurasi untuk menghasilkan suatu karya kolaborasi. Program tersebut merupakan program turunan dari Arisan Karya, program kerja lain dari Museum Macan dalam rangka pengumpulan dana bagi seniman yang terdampak Covid-19.

Bagi Aaron Seeto selaku Direktur dari Museum Macan, acara ini hadir sebagai selebrasi untuk kolaborasi dan kreativitas. Besar harapan, bahwa acara tersebut dapat menjadi pemantik diskusi tentang pentingnya peran kreativitas dalam berkembangnya artist-driven-economy dan memotivasi banyak local brands yang tengah tersudutkan akibat isolasi untuk terus berkarya.

Acara tersebut mengikutsertakan 4 perupa kontemporer dengan 4 jenama ternama, antara lain: Uglyism dengan Girls Pay the Bills, The GoodsDept dengan Mufti Priyanka, UNKL347 dengan Agam Dwi Nurchayo (MAGAFAKA), dan Indofood dengan Agan Harahap. Output yang diharapkan dari kolaborasi ini adalah Limited Edition Artful Merchandise. Hal ini diwujudkan untuk membuktikan betapa seni dapat berperan dalam meningkatkan nilai dari jenama itu sendiri. 

Showcase hasil karya Uglyism dengan Girls Pay The Bills | sumber: Youtube/Museum Macan

Tiap kelompok kolaborasi membawakan pesan atau isu yang beragam, baik isu fenomena sosial yang kerap ditemukan di masyarakat hingga nilai personal yang penuh intrik sentimental. Dengan menghadirkan Bunga Telang sebagai objek utama, Girls Pay The Bills dan Uglyism mengangkut tema “kebebasan perempuan” untuk membawa perhatian kepada hak wanita untuk mengekspresikan diri mereka dan mengeksplorasi seksualitasnya. 

Berbeda dengan kolaborasi sebelumnya, Perupa Mufti Priyanka menyerukan semangat punk dalam karyanya sambil membahas mulianya doa ibu. Mufti menceritakan bahwa ilustrasi yang menggambarkan anak membasuh kaki ibunya mengartikan doa seorang ibu yang terpanjat untuk anaknya di tiap langkahnya. 

Kemudian, Agan Harahap yang berkesempatan untuk berkolaborasi dengan mega jenama Indofood, mengambil tema konsumerisme manusia yang terinspirasi oleh anak-anaknya. Baginya, tema tersebut menarik untuk dikaitkan dengan brand image Indofood yang sudah bertahan bertahun-tahun dan mengakar dalam top of mind mayoritas pasar di Indonesia.

Jika ketiga kolaborasi tersebut membawakan tema yang cukup serius, perupa Agam Dwi Nurcahyo berharap bahwa karyanya dapat menjadi pemantik canda tawa bagi para penikmatnya. MAGAFAKA menginkorporasikan komedi tentang jenama UNKL347 dalam desain-desain merchandise-nya

Bam Mastro dari Elephant Kind gunakan Merchandise kolaborasi UNKL347 x MAGAFAKA | sumber: Youtube/Museum Macan

Melengkapi metode showcase yang kerap digunakan pada umumnya, Museum Macan menggunakan konsep kreatif lainnya untuk mempertunjukkan hasil akhir merchandise. Metode kreatif yang dimaksud adalah dengan berkolaborasi bersama band Elephant Kind yang baru saja merilis single terbaru mereka “Modern Love”. Melalui sebuah video klip yang diproduksi oleh Maji Piktura, Elephant Kind menampilkan lagu terbaru mereka di Museum Macan sambil memperkenalkan hasil karya para tim kolaborasi.

Saksikan hasil akhir merchandise para tim kolaborasi dan dengarkan lagu terbaru Elephant Kind melalui video di bawah ini!whiteboardjournal, logo