Xu Bing Ajak Kita Melihat Dimensi Budaya dan Isu Dunia Melalui “Thought and Method”

Art
02.10.19

Xu Bing Ajak Kita Melihat Dimensi Budaya dan Isu Dunia Melalui “Thought and Method”

Menunjukkan perjalanan Xu Bing melihat dunia dalam ragam bentuk medium seni.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Kevina Graciela
Foto: Moses Sihombing

Berbicara soal perkembangan seni rupa kontemporer di kancah Asia, sosok maestro Xu Bing memiliki posisi prominent berkat pendekatan khas dalam karyanya. Seniman asal Tiongkok ini memulai karirnya dengan mengeksplorasi budaya, mencakup bahasa dan sistem pengetahuan tradisional menggunakan medium beragam. Tentu sebuah kesempatan yang sangat langka ketika Xu Bing mengenalkan perjalanan seninya dalam pameran tunggal pertama di Asia Tenggara tepatnya di Museum MACAN, berjudul “Thought and Method”. 

Pameran ini merupakan sebuah pameran retrospektif akan seni dari kacamata Bing. Menghadirkan lebih dari 60 karya yang diciptakan dalam jangka lebih dari 4 dekade, Bing berkata “di mana ada permasalahan, di sana ada seni”, maka dari itu pameran ini memberikan begitu banyak pemikiran soal pengalaman budaya dari latar belakang sang seniman yang ia selaraskan dengan zaman. Mulai dari drawing, seni grafis, instalasi, film, hingga materi arsip, Bing mencoba menyorot metode atau proses dalam membuat sebuah karya hingga menjadi karya utuh.

Berdasarkan jangka kekaryaan yang dilewati, upaya Bing dalam menunjukkan budaya; terutama bahasa, tampak menarik lewat karya yang mengeksplorasi Bahasa Mandarin. Dalam hal ini, karya “Book from the Sky” (1987-1991) yang menghadirkan aksara Tionghoa. Keunikannya adalah jika dilihat dari dekat, aksara tersebut tidak memiliki arti, namun dibuat untuk merespon sejarah bahasa tulis Tionghoa – dan lebih luas lagi mengenai hubungan antara bahasa dan kekuasaan. Selain itu, karya lain dengan tema bahasa adalah “Square Word Calligraphy” (1994-2019) yang mentransformasi sistem kaligrafi dengan menggabungkan kata dari Bahasa Inggris dan aksara Tionghoa – dilengkapi dengan instalasi agar pengunjung bisa duduk, mengamati dan merasakan experience menulis aksara Tionghoa. Kedua karya seni ini menunjukan identitas budaya bahasa Tiongkok yang mempunyai sejarah cukup kuat hingga perkembangannya untuk menghadapi akulturasi dengan bangsa lain.

Jika ingin mengupas pameran ini dan melihat lebih jauh dari sekadar retinal art, salah satu permasalahan yang Bing angkat dan kritisi terdapat di masalah tembakau dan rokok dalam karyanya yang berjudul “Honor and Splendor” (2004). Mengumpulkan lebih dari 660.000 batang rokok dan menyusunnya sebagai sebuah karpet bergambar harimau, Bing ingin memberikan gambaran industri rokok yang menjadi nomor satu dalam bidang ekonomi serta menunjukkan orisinalitas dari bau tembakau yang kontradiktif dengan asap yang dihasilkan. Dengan begitu, Bing memberikan sebuah ruang untuk penikmat seni berpikir dan mempertanyakan tentang isu ini lebih dalam lagi. 

Lewat pameran ini, kita bisa lihat bagaimana Bing menanggapi dan melihat kebudayaan dari tempat asalnya dan relasinya dengan masa sekarang hingga permasalahan di dunia yang kita tinggali sekarang. Dengan menunjukkan sebuah susunan perjalanan, pemikiran, dan proses, Xu Bing sukses merepresentasikan kondisi kebudayaan Asia Timur lewat kritik ke dunia global.

“Thought and Method” 

31 Agustus 2019 – 12 Januari 2020

Selasa – Minggu
10.00 – 18.00

Museum MACAN
AKR Tower Level M

Jalan Panjang No.5
Kebon Jeruk
Jakarta Baratwhiteboardjournal, logo