Bertujuan Mengatasi Masalah Plastik, Tes Covid-19 Ini Diciptakan secara Sustainable dan Dapat Didaur Ulang

Design
23.05.22

Bertujuan Mengatasi Masalah Plastik, Tes Covid-19 Ini Diciptakan secara Sustainable dan Dapat Didaur Ulang

Tes Covid-19 yang biodegradable ini berpotensi menjadi sebuah game changer, dimana penggunaan plastik dan swab hidung bakal sama sekali tidak diperlukan lagi.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: Morrama

Dirancang untuk menjadi non-invasif dan dapat didaur ulang, tes Covid-19 ini menggabungkan perkembangan dalam pengujian air liur dan menghilangkan kebutuhan akan plastik sekali pakai.

Hampir seluruh alat tes Covid-19 yang kita ketahui dan pergunakan saat ini terbuat dari plastik sekali pakai. Hal tersebut dikarenakan saat pertama kali disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada November 2020, tujuannya adalah untuk membuatnya dengan biaya yang efektif dan meluncurkannya secepat mungkin. Tapi sudah dua tahun lebih berlalu sejak awal pandemi, dan desainer sudah mulai memikirkan bahan-bahan alternatif.

Satu studio yang berbasis di London telah mengusulkan rapid test yang dapat terurai secara hayati dan dapat didaur ulang sampai ke kemasannya. Terbuat dari bubur kertas yang dapat didaur ulang, alat uji Covid-19 ini diciptakan kembali agar lebih user-friendly dan gampang diakses.

Dijuluki “Eco-Flo”, test kit ini masih merupakan sebuah konsep tanpa prototipe untuk saat ini, tetapi para manufaktur sebaiknya boleh take note. “Eco-Flo” dirancang oleh studio desain industri Morrama. Jo Barnard, pendiri dan direktur kreatif studionya mengatakan bahwa tes tersebut dilakukan dengan teknologi wet-pressing, yang memungkinkan kertas dicetak tanpa dibasahi. Teknologi ini dapat membuat proses lebih cepat dan dengan biaya yang setara dengan penggunaan plastik PET, yang merupakan hasil tes cepat saat ini. 

Kit ini dikemas dalam sachet yang biodegradable, dan tes itu sendiri terdiri dari satu bagian yang terbuka seperti buku. Tidak seperti tes konvensional lainnya, yang mengharuskan pengguna untuk menyeka hidung mereka, mengaduk kapas ke dalam larutan, memeras beberapa tetes ke dalam lobang penentuan hasil, lalu menunggu hasil dalam bentuk garis merah muda samar, “Eco-Flo” dirancang untuk membuat pengujian menjadi jauh lebih sederhana dan intuitif.

​​

“Eco-Flo”, tes Covid-19 yang terbuat dari bubur kertas dan sachet yang biodegradable. (Foto: Morrama)

Tes rapid ini telah disederhanakan menjadi empat bagian (kit uji, strip uji, bantalan penyerap, dan sachet), yang menghilangkan kebutuhan akan banyak potongan plastik sekali pakai. (Foto: Morrama)

Cara kerja “Eco-Flo”. (Foto: Morrama)

Perbedaan yang jelas terlihat dari tes Covid-19 yang dirancang ini merupakan cara pengetesannya. Tim Morrama mengusulkan penggunaan air liur, yang didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa air liur mungkin menjadi sarana pengujian yang lebih baik daripada lendir hidung. Pengguna hanya akan meludah ke “piring air liur” dan menekan sampel ke bantalan penyerap. Strip tes juga akan lebih mudah bagi pengguna untuk dibaca ketimbang tes biasa yang menunjukkan garis yang samar-samar.

Tidak jelas apakah “Eco-Flo” akan masuk ke pasar, tetapi jika ya, itu tidak akan terjadi dalam waktu terdekat. Namun, bagi Barnard, proyek ini merupakan peluang untuk mengubah perspektif man dan memikirkan kembali cara perangkat pengujian dirancang di masa depan. Dia mengatakan para manufaktur harus memprioritaskan tes berbiaya rendah, tetapi juga tidak dengan mengorbankan lingkungan.whiteboardjournal, logo