Seorang Pengusaha Asal Kenya Mendaur Ulang Plastik Menjadi Batu Bata yang Lebih Kuat dari Beton

Design
10.02.21

Seorang Pengusaha Asal Kenya Mendaur Ulang Plastik Menjadi Batu Bata yang Lebih Kuat dari Beton

Selain kualitas yang tidak diragukan lagi, harga dari batu bata ini pun sangat terjangkau.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ratu Intan Mutia
Foto: Gjenge Makers/UNEP/Design Boom

Krisis lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik telah menjadi permasalahan dunia selama bertahun-tahun lamanya. Tidak sedikit pula dari banyak orang di seluruh dunia yang berlomba-lomba berinovasi untuk menyelamatkan lingkungan. Beberapa nama orang berjasa ini juga telah digaungkan karena telah melakukan upaya daur ulang sampah plastik menjadi tas, pakaian, furnitur, maupun material bangunan. Mungkin bukan yang pertama, seorang pengusaha berusia 29 tahun di Nairobi telah mendirikan perusahaan rintisan yang mendaur ulang sampah plastik menjadi batu bata. Lebih dari itu, batu bata dari limbah plastik ini diklaim lebih kuat dari beton. 

Berangkat dari keresahan akan hidup berdampingan dengan limbah plastik yang menggunung, Nzambi Matee akhirnya mendirikan perusahaan bernama Gjenge Makers. Bersama dengan perusahaan ini, ia memulai pengembangan mesin prototype yang mengubah plastik bekas menjadi batu bata. Untuk saat ini, mereka masih memproduksi 100 hingga 1500 bata untuk dijadikan paving block. Tidak hanya berhenti sampai di situ, Matee pun berharap untuk dapat mengembakan inovasinya menjadi material utama dalam mendirikan sebuah bangunan. Inovasi dari Matee ini sangat dihargai dan diakui karena kualitas serta harganya yang sangat terjangkau. “It is absurd that we still have this problem of providing decent shelter – a basic human need,” ungkap Matee. “Plastic is a material that is misused and misunderstood. The potential is enormous, but its after life can be disastrous.”

Sebelum mendirikan Gjenge Makers, Nzambi Matee sempat mengambil jurusan ilmu material dan bekerja sebagai insinyur di industri minyak Kenya. Pada tahun 2017, ia berhenti dari pekerjaannya untuk mulai membuat dan menguji paver dengan kombinasi plastik dan pasir. Awalnya, ia mendapatkan bahan limbah secara gratis dari pabrik pengemasan dan juga membelinya dari pendaur ulang lain. Melalui eksperimen, ia mulai memahami jenis plastik yang cocok untuk dijadikan paver. Kemudian, Matee pun menciptakan mesin yang dapat memproduksi hasil inovasinya secara massal. 

“We must rethink how we manufacture industrial products and deal with them at the end of their useful life,’ tutur Soraya Smaoun yang merupakan seorang ahli dalam teknik produksi industri dengan UNEP. “Nzambi Matee’s innovation in the construction sector highlights the economic and environmental opportunities when we move from a linear economy, where products, once used, are discarded, to a circular one, where products and materials continue in the system for as long as possible.”

Sejauh ini, Gjenge Makers telah berhasil mendaur ulang lebih dari 20 ton limbah plastik menjadi paving block dengan berbagai warna. Ketebalan dari batu bata ini juga beragam, mulai dari 30 mm hingga 60 mm. Dibuktikan sangat kuat, batu bata dari bahan dasar plastik ini dapat menahan dua kali ambang batas berat balok beton. Selain menghasilkan inovasi dari sampah plastik, perusahaan ini sebetulnya juga memberikan berkah bagi masyarakat sekitar. Gjenge Makers telah membuka 112 peluang kerja bagi pemulung, perempuan, dan juga kelompok pemuda. whiteboardjournal, logo