Shellworks Tangani Krisis Plastik dengan Menciptakan Bioplastik

Design
25.02.19

Shellworks Tangani Krisis Plastik dengan Menciptakan Bioplastik

Melalui serangkaian mesin yang mengubah limbah makanan laut menjadi materi biodegradable.

by Emma Primastiwi

 

Foto: Dezeen

Empat mahasiswa dari Royal College of Art dan Imperial College telah menemukan cara baru untuk menghindari plastik. Bertajuk Shellworks, proyek ini telah menyadari kegunaan lain dari limbah makanan laut yang biasanya terbuang begitu saja.

Proyek yang dibuat oleh Ed Jones, Insiya Jafferjee, Amir Afshar, dan Andrew Edwards ini berupaya menangani krisis plastik yang kini telah mendunia. Setelah menjalani periode percobaan lama, kini mereka telah menemukan metode dan formula sempurna untuk menciptakan materi baru ini. Materi tersebut terdiri dari campuran cuka dan kitin (zat berserat yang membentuk exoskeleton cangkang krustasea dan dinding sel jamur) yang diproses melalui lima tipe mesin.

Bertajuk Shelly, Sheety, Vaccy, Dippy dan Drippy, mesin-mesin tersebut bertugas untuk memanipulasi bahan berbasis kitin tersebut dalam berbagai aspek; seperti kekakuan, fleksibilitas, ketebalan, juga penembusan cahaya. Melalui proses tersebut, lahirlah materi tipis serupa dengan kertas, yang kemudian dapat dijadikan kantong plastik, kemasan obat, wadah makanan, bahkan pot tanaman self fertilising yang dapat didaur ulang dan dijadikan kompos.

Melalui upaya ini, Shellworks berharap mereka telah menciptakan proses pembuatan bioplastik yang lebih murah dan terjangkau. Walau sekarang terdapat versi kitin yang telah dijual secara komersial bertajuk kitosan, harganya sangat mahal dan aksesnya pun sulit. Maka dari itu, dengan inovasi baru ini, kiranya Shellworks memberikan alternatif yang lebih memungkinkan masyarakat dunia untuk mengurangi plastik dalam skala besar. whiteboardjournal, logo