Fashion Line Milik Alexa Chung Resmi Ditutup, Secuplik Dampak Pandemi dan Relevansi Fenomena “It Girl” dalam Fashion

Fashion
31.03.22

Fashion Line Milik Alexa Chung Resmi Ditutup, Secuplik Dampak Pandemi dan Relevansi Fenomena “It Girl” dalam Fashion

Fashion line ALEXACHUNG milik model, influencer, dan presenter Alexa Chung tutup setelah perjuangan finansial dan kendala pandemi di beberapa tahun terakhir ini.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Inaya Pananto
Foto: Guen Fiore Photography

Designer, influencer dan presenter selebriti yang mengawali karirnya di dunia fashion sebagai model, Alexa Chung mengumumkan keputusan untuk akhirnya menutup brand miliknya yaitu ALEXACHUNG. Brand yang ia dirikan di tahun 2017 silam telah beroperasi selama 5 tahun, memiliki awal yang menjanjikan dengan banyaknya gadis-gadis muda berlomba meniru gaya “pacar vokalis band” bertemu “jalan-jalan sore di Paris” khas fashion icon berdarah campuran Inggris-Tiongkok ini. 

Alexa Chung yang dikenal berkepribadian ramai, cerdas, sedikit eksentrik menyampaikan secuplik kesulitannya mempertahankan fashion brand independennya ini di tengah tuntutan ekonomi terutama dalam era pandemi ini. Ia menutup pengumuman melalui instagram pribadinya ini dengan menyampaikan bahwa ia sangat bangga dengan semua pencapaian brandnya sejauh ini dan tidak sabar untuk terus melanjutkan antusiasmenya di bidang fashion.

Selama masa berlarinya, ALEXACHUNG mengemas elemen-elemen cool girl khas Alexa yang identik dengan gaya edgy vintage dibawakan secara kasual, sedikit terkesan acuh tak acuh. Estetik yang cukup tersegmentasi ini diperkirakan menjadi salah satu alasan brand ini tidak berhasil bertahan dalam jangka panjang. Walaupun penggemar Alexa yang akan tanpa segan mengenakan baju-baju tersebut berada di usia belasan atau awal 20an, harga jual yang dipatok tergolong cukup tinggi di atas daya jual penggemarnya. 

Koleksi debut ALEXACHUNG di London Fashion Week 2018. (Sumber: Niklas Halle’n/AFP)

Satu hal yang tidak dapat dimungkiri, Alexa adalah seorang fashion ikon yang memiliki kemampuan natural dalam mengangkat dan menemukan trend. Mulai dari mempopulerkan kembali sepatu model mary-jane, mengenakan jaket-jaket kebesaran yang semula terlihat “asal” menjadi fashion statement hingga memadu-padan piyama tidur untuk pakaian sehari-hari, Alexa memang memiliki kemampuan untuk membuat apapun yang ia kenakan terlihat keren. 

Aura dan gayanya sering disangkutkan dengan ikon fashion tahun 60-an pemilik nama dari tas ikonik Hermes yaitu “The Birkin Bag”, Jane Birkin. Sama dengan Jane, Alexa juga mendapatkan sebuah tas dinamai setelah dirinya yaitu “The Alexa” produksi fashion brand Mulberry yang diluncurkan pada tahun 2010. Kiprah dan warna Alexa di dunia fashion telah diakui secara luas, dari style hingga gaya hidup ia mencentang semua kotak. Karena itu ia mendapat julukan “it girl” ––julukan yang kemudian ia akui tidak suka diasosiasikan dengan karena mengambil unsur-unsur dalam dirinya di luar dari outfit dan parasnya–– terutama di era 2010an.

Alexa di Gucci Party 2016. (Sumber: leathercelebrities.com)

Bergulirnya dari “it girl” satu ke berikutnya adalah lambang dari roda tren yang memang berputar seiring waktu. Tiap era cenderung memiliki “it girl” tokennya masing-masing, jika 60an memiliki Jean Shrimpton dan Twiggy, 70an memiliki Grace Jones dan Bianca Jagger, maka era 2010an memiliki Alexa Chung. Perpindahan tren adalah fenomena yang dinilai kurang sesuai dengan inti dari pergerakan sustainability dikarenakan akan banyak artikel pakaian yang ditinggalkan dan menjadi deadstock karena pergeseran tren. Jika tiap “it girl” datang dengan gayanya masing-masing maka produksi fashion akan ter-dikte ke arah tiap personality dari ikon tersebut. Karena fenomena itulah banyak gerakan sustainability dalam fashion mengusung konsep desain “fashion tanpa muka” yang timeless atau tidak terpengaruh dengan waktu dan pergantian tren.

Bersama dengan berjalannya waktu memasuki fase pendewasaan, Alexa berusaha menata kembali perkembangan karir dan perspektif publik terhadapnya. Setelah melakukan banyak kolaborasi mulai dari M&S, AG, Superga, dan masih banyak lagi, brand ALEXACHUNG muncul untuk menyalurkan gayanya melalui perusahaan yang lebih dekat dengan sentuhan personalnya. Brand ini juga semula akan menjadi lambang evolusi karirnya dari seorang model, influencer, kepribadian televisi hingga seorang desainer independen, karena itu penutupan brand ini menjadi sesuatu yang luar biasa personal bagi Alexa. Dilansir oleh Women’s Wear Daily, Alexa mengatakan bahwa jika suatu saat ia akan memulai kembali ia akan melakukannya dengan berbeda. 

Alexa menjamu makan malam dan wine di Harry’s Bar London 2019. (Sumber: Dave Benett/Getty Images)

Bersama dengan pandemi Covid-19 ini memang banyak brand-brand fashion independen yang akhirnya memutuskan untuk menggulung tikar setelah bertarung dengan naiknya harga material mentah, regulasi jam kerja, dan demand pasar terhadap produk fashion menengah yang relatif menurun. Sejumlah brand milik selebriti lain yang mengalami kesulitan selama pandemi ini adalah brand ready-to-wear Fenty milik Rihanna yang akhirnya tutup dan fashion brand Victoria Beckham.whiteboardjournal, logo