Inflatable Pop-Up dari Sunnei Sajikan Konsep Segar untuk Industri Fashion Retail

Fashion
07.04.22

Inflatable Pop-Up dari Sunnei Sajikan Konsep Segar untuk Industri Fashion Retail

Brand asal Italia, Sunnei gunakan inovasi rak display inflatable untuk pop-up store tas terlarisnya “Labauletto” dan “Lacubetto” yang akan pameran di sejumlah negara dari Asia, Amerika hingga Eropa.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Inaya Pananto
Foto: Sunnei

Brand fashion Italia, Sunnei, membidik momentum untuk membawa inovasi segar dalam dunia retail dengan desain terbaru inflatable pop-up. Rancangan pop-up ini akan digunakan untuk memajang tas andalan mereka yaitu, Labauletto dan Lacubetto. Tujuan utama Loris Messina dan Simone Rizzo ––founder dari brand Sunnei–– dalam mengusahakan desain inflatable adalah untuk mengakomodasi perjalanan ringkas instalasi ini yang akan menjalani sejumlah pameran keliling dunia agar mudah dikemas, dikirim, disimpan, dan dapat digunakan kembali kapan saja.

Bekerja sama dengan agensi desain dan research berbasis di Milan dan London, Parasite 2.0, Sunnei memproyeksikan desain sebuah rak inflatable besar namun ringan yang berbentuk seperti sebuah bongkahan batu silver menggembung perpaduan antara smart design dan visual minimalis futuristik. Instalasi keliling ini diberi nama “Lapietra” atau ‘batu’ dari bahasa Italia, sesuai dengan karakteristik desainnya. 

Pop-up display “Lapietra” (Foto: Sunnei)

Meskipun merupakan brand yang berbasis di Milan, Italia, target market Sunnei saat ini cenderung dominan di kawasan Asia. Karena itu mereka memaksudkan instalasi ini untuk keliling ke sejumlah kota di Asia seperti Tokyo, Manila, dan Hangzhou sebelum beranjak ke ke Amerika Serikat, Eropa dan terakhir menutup perjalanannya di home-base Milan tepatnya di toko flagship Via Vela yang memiliki nilai monumental dalam perjalanan awal Sunnei sendiri  pada Juli tahun ini. 

Menjual tas mereka di harga 835-1,077 USD atau kisaran 10-15 juta rupiah, Sunnei menjejakkan namanya dalam laga pemain brand kelas middle luxury dengan desain yang lebih minimalis dan hip menargetkan segmentasi pasar millennials dan Gen Z menengah ke atas. Menyediakan ragam pilihan warna dari palette tenang netral seperti hitam, biru tua, putih, dan krem hingga seleksi warna yang lebih berani dan dominan seperti biru azure, oranye cerah, hijau neon terang, dan kuning tua. Ragam warna inilah yang Sunnei ingin tonjolkan melalui desain instalasi batu silvernya.

Tas Labauletto dan Lacubetto “it” bags dari Sunnei. (Foto: Sunnei)

Melihat ragam inovasi desain pop-up fashion brand terutama yang bermain di laga diffusion (anak brand dari nama-nama brand besar) dan luxury, memperkuat pentingnya konsep penataan visual brand dalam memperkuat brand awareness yang kemudian akan menuntun audiens targetnya perlahan menjadi konsumen. Untuk display yang menarik dan inovatif, acap kali fashion brand menggandeng firma interior dan desain untuk memformulasikan instalasi yang tidak hanya unik namun juga sejalan dengan brand image-nya. Hadirnya pop-up berkala dari sebuah brand akan meningkatkan relevansi dan kredibilitas brand tersebut di mata publik, sekaligus menjadi cara pemasaran produk atau koleksi terbaru.

Di Indonesia sendiri, sejumlah brand telah aktif mengadakan pop-up stores baik itu di mall maupun kafe atau private viewing di toko mereka sendiri yang bertujuan untuk menambah value brand di mata konsumennya. Menciptakan langkah marketing yang terintegrasi antara produk dan estetika gaya hidup yang brand tersebut janjikan kepada konsumennya. Seperti yang dilakukan oleh Sunnei, mereka menemukan jalur tengah antara cara display efisien tak hanya modern namun juga dapat menonjolkan selling point utama produk-produk mereka. whiteboardjournal, logo