Kamila Andini Mempersembahkan Kemenangan Film “Yuni” untuk Perempuan Indonesia

Film
20.09.21

Kamila Andini Mempersembahkan Kemenangan Film “Yuni” untuk Perempuan Indonesia

“Ini untuk perempuan di Indonesia dan seluruh dunia yang terus berjuang, bertarung, demi menemukan kebebasan mereka.”

by Whiteboard Journal

 

Teks: Deandra Aurellia
Foto: YUNI

Film ‘YUNI’ karya sutradara Kamila Andini meraih penghargaan prestisius Platform Prize Toronto International Film Festival 2021 pada Minggu (19/9).

Dikutip dari akun Instagram resmi @tiff_net, pemilihan ‘YUNI’ sebagai pemenang dikarenakan kemampuan Kamila Andini membawa perspektif baru dan intim dari kisah coming-of-age remaja, dilengkapi dengan faktor-faktor lain seperti sinematografi yang apik.

Dalam pidato kemenangannya, Kamila mengungkapkan, “Saya ingat ketika pertama kali saya membawa film pendek saya ke sini pada tahun 2015. Ini tahun ketiga saya membawa karya saya ke TIFF; rasanya tidak bisa dipercaya,”

“Ini merupakan sebuah harapan. Ini untuk suara-suara perempuan di Indonesia yang belum didengar. Ini untuk perempuan di Indonesia dan belahan dunia lainnya yang terus berjuang, bertarung, demi menemukan kebebasan mereka.”

Film ini berkisah tentang Yuni, gadis remaja cerdas yang ingin kuliah, bertolak belakang dengan budaya kampung asalnya yang mengharuskan anak gadis menikah seselesainya dari bangku sekolah. Setelah beberapa kali menolak lamaran, Yuni berada di ambang kebingungan, antara memilih masa depannya atau memilih tradisi.

‘YUNI’ dibintangi oleh Arawinda Kirana, Kevin Ardilova, Dimas Aditya, Marissa Anita, Asmara Abigail, Muhammad Khan, dan lain-lain. Awalnya, Kamila terinspirasi kisah asisten rumah tangganya yang izin pulang kampung karena harus menemani gadis 17 tahunnya untuk melahirkan.

“Saya mendengar begitu banyak cerita tentang gadis remaja yang punya potensi dan prestasi namun harus gagal karena pernikahan. Saya merasa isu ini perlu untuk dibicarakan,” ungkapnya.

‘YUNI’ merupakan film ketiga Kamila Andini yang berhasil dibawanya ke TIFF, setelah film pendek “Sendiri Diana Sendiri (Following Diana)” pada tahun 2015 serta film panjang “Sekala Niskala (The Seen and Unseen)” pada tahun 2017.whiteboardjournal, logo