Nominasi “Minari” Sebagai Foreign Film Menerima Reaksi Negatif dari Pemain dan Pembuat Film Asia-Amerika

Film
01.01.21

Nominasi “Minari” Sebagai Foreign Film Menerima Reaksi Negatif dari Pemain dan Pembuat Film Asia-Amerika

Walaupun berlatar di Amerika dan sepenuhnya diproduksikan di Amerika, “Minari” memasuki Foreign Film karena terlalu banyak menggunakan bahasa Korea.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Niskala H. Utami
Foto: A24

“Minari” adalah sebuah kisah tentang imigran Korea yang pindah ke Amerika untuk memulai kehidupan di Arkansas pada tahun 1980-an dan menampilkan perjuangan demi mengejar the American Dream. Memenangkan penghargaan di Sundance Film Festival dan mendapat pujian dari sutradara “Parasite” Bong Joon-ho, “Minari” menangkap hati para penontonnya, terutama bagi penonton Asia-Amerika. Disutradarai oleh sutradara Amerika dan diperankan oleh pemain Amerika, “Minari” dimasukan dalam kategori Foreign Film untuk Golden Globes meskipun berlatar di Amerika dan sangat membahas topik terkait Amerika. 

Menceritakan tentang keluarga Korea, sebagian besar dialog yang diucapkan dalam “Minari” merupakan dalam bahasa Korea. Sedangkan salah satu persyaratan dari Golden Globes untuk memasuki kategori Best Drama atau serupanya mewajibkan dialog yang lebih dari setengah diucapkan dalam bahasa Inggris. Oleh karena peraturan tersebut, “Minari” dimasukan dalam kategori Foreign Film, walaupun sepenuhnya produksi di Amerika. Hal tersebut menimbulkan sebuah diskusi terhadap peraturan-peraturan yang cenderung rasis dan membatasi film Amerika sebagai film berbahasa Inggris. 

Banyak pegiat kreatif keturunan Asia yang menunjukkan kekecewaan mereka terhadap keputusan tersebut. Mereka semua mengarah ke media sosial untuk menyuarakan pendapat mereka. Sutradara “The Farewell” Lulu Wang mengujar “It’s a story about an immigrant family, in America, pursuing the American dream. We really need to change these antiquated rules that characterises American as only English-speaking. Sedangkan mantan pemain “Hawaii Five-0” Daniel Dae Kim mengatakan “the film equivalent of being told to go back to your country when that country is actually America

Ini bukan pertama kali penghargaan besar menerima kritisme terhadap peraturan mereka yang cenderung eurosentris dan tidak adil bagi pembuat film yang tidak berkulit putih. The Academy Awards juga sempat diserang tahun lalu terhadap keputusan mereka untuk mendiskualifikasikan film asal Nigeria “Lionheart” dari kategori Foreign Film karena terlalu banyak menggunakan bahasa Inggris. 

Memang peraturan-peraturan yang diterapkan oleh kedua penghargaan besar ini pertama dibuat untuk mendukung industri Hollywood yang masih baru, tetapi kini industri film sudah berubah dan tidak lagi didominasikan oleh Eropa dan Amerika. Meskipun kemenangan “Parasite” untuk Best Picture memberikan harapan dan mendorong representasi di Hollywood, tidak akan ada yang berubah jika orang-orang yang bertanggung jawab terlalu terpaku oleh peraturan main industri film Amerika. whiteboardjournal, logo