Penelusuran “Belajar Bahasa Isyarat” Meningkat 250%, Karena Superhero Tuli di Eternals

Film
14.11.21

Penelusuran “Belajar Bahasa Isyarat” Meningkat 250%, Karena Superhero Tuli di Eternals

Dalam film Eternals, Makkari yang diperankan Lauren Ridloff adalah manusia super cepat yang tuli.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Deandra Aurellia
Foto: Marvel

Banyak orang dilaporkan tertarik untuk belajar bahasa isyarat setelah adanya superhero tuli pertama Marvel di Eternals, yang secara efektif membuktikan bahwa representasi itu penting.

Dalam film tersebut, aktris tuna rungu Lauren Ridloff memerankan Makkari, anggota Eternals yang tuli yang dapat bergerak dengan kecepatan manusia super. Salah satu bagian terbaik dari ceritanya adalah bagaimana kecacatannya tidak mendefinisikan dirinya dan bagaimana rekan-rekannya – Angelina Jolie, Kumail Nanjiani, Barry Keoghan, dan banyak lagi – berkomunikasi dengannya dalam American Sign Language.

Menurut penelitian dari layanan tutor bahasa online bernama Preply, hasil pencarian untuk belajar bahasa tersebut meroket sejak film tersebut dirilis.

Secara khusus, keyword “belajar bahasa isyarat untuk pemula” telah meningkat sebesar 250%. Hasil penelusuran untuk “Lauren Ridloff” secara global juga meningkat 550%, sementara penelusuran untuk “superhero tuli pertama” meningkat dua kali lipat sejak November 2020, saat film tersebut pertama kali diumumkan.

Dalam sebuah wawancara dengan Variety, Ridloff menceritakan pengalaman melihat dirinya benar-benar terwakili di layar dan menjadi representasi yang dia dan orang-orang tunarungu lainnya butuhkan.

“Rasanya seperti menunggu seumur hidup,” katanya, melalui penerjemah ASL. “Saya tidak benar-benar melihat orang seperti saya pernah terwakili di layar lebar.”

“Dari komunitas tunarungu dan tuli, responnya sangat positif. Saya merasa banyak orang senang melihat orang tuli kulit berwarna di film. Tetapi juga apa yang saya lihat adalah orang-orang tuli dan sulit mendengar benar-benar mengambil kesempatan ini untuk mendorong lebih banyak subtitle [film], dan saya senang itu terjadi,” lanjutnya.

“Saya pikir ini adalah percakapan penting yang perlu kita terus lakukan. Kami hanya perlu menormalkan subtitle.”whiteboardjournal, logo