Dari Mana Akar Terciptanya Perayaan International Women’s Day?

Human Interest
11.03.23

Dari Mana Akar Terciptanya Perayaan International Women’s Day?

Melalui perjuangan sosialis radikal, perayaan untuk perempuan mencuat dari kebutuhan untuk kondisi kerja yang lebih baik sampai emansipasi dalam segala hal.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Faesal Mubarok
Foto: Daily Express/Hulton Archive

Menandai Hari Perempuan Internasional (IWD) ke-112, perayaan di seluruh dunia mengambil bentuk yang berbeda—wanita di Italia biasanya mengharapkan bunga mimosa, dan di Rusia, dilakukan dengan karangan bunga tulip, sementara di seluruh dunia mengusung tema online yaitu #EmbraceEquity.

IWD sebenarnya berakar pada politik sosialis radikal. Asal-usul perayaan ini dapat ditelusuri kembali ke gerakan buruh Eropa dan Amerika Utara yang muncul sekitar pergantian abad ke-20. 

Hari Perempuan Internasional memiliki asal-usul sosialis

Pada tahun 1908, sekitar 15.000 pekerja garmen dari Manhattan’s Lower East Side melakukan pemogokan untuk memprotes kondisi kerja dan gaji yang buruk. Acara tersebut memobilisasi panggung untuk Hari Perempuan Nasional pertama, tanggal 28 Februari 1909, yang diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika.

Satu tahun kemudian, Gerakan sosialis New York menginspirasi seorang feminis dan komunis Jerman bernama Clara Zetkin, yang pada saat itu menghadiri pertemuan Sosialis Internasional di Kopenhagen, Denmark. Di sana, dia mengusulkan penetapan Hari Perempuan Internasional 1910.

IWD pertama diadakan tahun berikutnya pada 19 Maret 1911 bersamaan dengan peringatan atas 40 tahun Komune Paris, sebuah pemerintahan revolusioner yang pernah merebut kekuasaan sementara di Prancis. Sekitar 1 juta orang di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss menandai kesempatan itu, mengadakan aksi unjuk rasa untuk menuntut persamaan hak bagi perempuan untuk bekerja, memilih, dan mencalonkan diri.

Gerakan tersebut menyebar ke Rusia di tengah kekacauan Perang Dunia I. Pada tahun 1917, pekerja tekstil wanita melakukan protes di Petrograd menuntut “Bread and Peace”. Protes tersebut menjadi bara penyulut api dalam Revolusi Rusia dan pengunduran diri paksa Czar Nicholas II.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa IWD dirayakan pada tanggal 8 Maret? Ada penjelasan yang mungkin menjawab, namun sedikit apokrif, mengapa Hari Perempuan dirayakan pada 8 Maret. Seiring berjalannya waktu, pada 8 Maret 1857, pekerja garmen dan tekstil perempuan di New York City melakukan protes untuk menuntut upah yang lebih tinggi, kondisi kerja yang lebih baik, dan persamaan hak.

Biro Sensus AS terus menyajikan cerita ini di situsnya, tetapi sejarawan tidak dapat memverifikasi apakah protes ini pernah terjadi, percaya bahwa itu mungkin dibuat-buat selama Perang Dingin untuk menghapus tautan liburan ke Bolshevisme Soviet.whiteboardjournal, logo