Data Pribadi di Peduli Lindungi Bocor, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Human Interest
15.11.22

Data Pribadi di Peduli Lindungi Bocor, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kebocoran yang tinggi di dunia. Kami merangkum beberapa cara untuk terhindar dari kebocoran data.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ahmad Baihaqi
Foto: Antara/Shutterstock

Kebocoran data pribadi selalu menjadi momok menyeramkan dan sering kali terjadi di Indonesia. Sederet kasus kebocoran data pribadi telah terjadi sepanjang tahun 2022, dan tak sedikit pihak yang bertanggung jawab atas kebocoran data tersebut adalah pemerintah, pihak yang seharusnya menjamin keamanan data penggunanya.

Pada Agustus lalu, data pengguna aplikasi PeduliLindungi dikabarkan mengalami kebocoran, dan hingga kini sebanyak 3,2 milyar data pengguna dinyatakan bocor karena data tersebut tidak dienkripsi. Menurut konsultan cybersecurity Teguh Aprianto, hal tersebut berlawanan dengan Permenkominfo 20 tahun 2016 Pasal 15 ayat 2 yang menyatakan bahwa data pribadi yang disimpan dalam sistem elektronik harus dalam bentuk terenkripsi.

Lalu, bagaimana kita bisa terhindar dari kebocoran data pribadi?

Tuntut pemerintah untuk menepati janji mereka dalam melindungi data pribadi kita.

Sambil menunggu mimpi utopis ini terwujud, mari kita pelajari beberapa hal yang bisa kita lakukan sendiri. Pemahaman terhadap konsekuensi yang diterima saat berselancar di internet (literasi digital) dapat meminimalisir terjadinya kebocoran data pribadi.

Kesadaran dan kehati-hatian pengguna menjadi kunci penting terhindar dari kebocoran data. Sebelum menyerahkan data pribadi ke platform digital, pengguna harus memastikan dirinya telah membaca dan memahami terms and condition yang akan disetujui, karena di dalam terms and condition tertera perjanjian mengenai kemungkinan pengolahan data yang akan dilakukan oleh platform digital tersebut. 

Selain memahami terms and condition yang disetujui, pengguna juga harus memastikan platform digital yang akan diberikan data pribadi adalah perusahaan dengan reputasi yang baik, dengan setidaknya alamat jelas, nomor telepon, ada perjanjian hukum yang harus dipahami pengguna dan mengikat kedua belah pihak, serta ada jaminan kemananannya.

Selain meningkatkan literasi digital, pengguna juga dapat melakukan beberapa cara lain untuk memastikan datanya tetap aman, seperti rutin mengganti password dan mengaktifkan two factor authentication, dan berhati-hati ketika terdapat percobaan peretasan ke akun pribadi.

Meski telah menjalankan upaya pencegahan kebocoran data, perlu dipahami ketika pengguna telah memasuki dunia digital tidak ada keamanan yang 100% aman ketika pengguna menyerahkan data pribadinya. Oleh karena itu, pengguna juga perlu selektif, ketika dirasa tidak terlalu membutuhkan, hindari menyerahkan data pribadi ke platform digital.whiteboardjournal, logo