Evolusi Wabah Flu Burung Sedang Terjadi, Argentina dan Uruguay Mengumumkan Keadaan Darurat

Human Interest
22.02.23

Evolusi Wabah Flu Burung Sedang Terjadi, Argentina dan Uruguay Mengumumkan Keadaan Darurat

Flu burung telah membunuh jutaan ayam, memusnahkan unggas liar dan pindah ke mamalia. Sekarang, industri perunggasan perlu langkah-langkah baru untuk menghentikan penyebarannya.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Faesal Mubarok
Foto: Wikimedia Commons

Minggu ini, Argentina dan Uruguay mengumumkan keadaan darurat kesehatan nasional menyusul wabah flu burung H5N1 yang sangat patogen. Virus ini bergerak cepat, menghancurkan kawanan unggas dan burung liar, dan selama beberapa dekade telah dikhawatirkan sebagai kemungkinan pemicu pandemi di antara manusia. 

10 negara Amerika Selatan baru-baru ini menandai pertemuan pertama mereka membahas mengenai virus ini, termasuk Peru yang menemukan lebih dari 50.000 burung liar mati pada musim gugur lalu, dan lebih dari 600 singa laut pada Januari.

Menggabungkan infeksi singa laut dengan pengungkapan bahwa flu H5N1 menyerang peternakan di Spanyol pada bulan Oktober, dan otoritas kesehatan sekarang harus menghadapi kemungkinan bahwa virus yang tidak dapat diprediksi mungkin telah beradaptasi untuk mengancam spesies lain.

Meskipun dekade terakhir telah menyaksikan wabah flu burung yang menyebar ke manusia, namun saat ini hanya dua kasus yang telah diidentifikasi mengenai manusia dalam 12 bulan terakhir: seorang di Colorado Mei lalu, dan seorang gadis berusia 9 tahun di Ekuador pada bulan Januari (tidak menimbulkan kematian). 

Mengingat kemajuan virus yang tiada henti, orang-orang yang mempelajari industri ini mulai untuk menanyakan apakah bio security bisa cukup kuat untuk mengecualikan flu burung—dan jika tidak, apa yang harus diubah untuk menjaga burung dan manusia tetap aman.

Serangan tanpa henti dari H5N1 menjadi penting diperhatikan karena dampaknya terhadap unggas atau satwa liar, tetapi juga untuk pertanda bagi manusia. Flu burung telah lama dianggap sebagai penyakit hewan yang paling mungkin menyebar menjadi pandemi manusia global, dan bahkan setelah serangan gencar SARS-CoV-2, banyak ilmuwan masih merasa seperti itu.whiteboardjournal, logo