Larangan Ekspor Minyak Goreng Indonesia Picu Kekhawatiran atas Harga Pangan Global

Human Interest
01.05.22

Larangan Ekspor Minyak Goreng Indonesia Picu Kekhawatiran atas Harga Pangan Global

Harga minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari dan minyak kanola diperkirakan akan turun setelah Indonesia mengumumkan larangan ekspor minyak goreng.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: Made Nagi/EPA

Minyak nabati utama sudah menipis atas cuaca buruk dan perang Rusia-Ukraina. Langkah Indonesia untuk menghentikan ekspor akan memberikan tekanan yang lebih terhadap konsumen yang sensitif terhadap biaya di Asia dan Afrika yang terkena dampak kenaikan harga bahan bakar dan pangan.

Minyak kelapa sawit yang dapat digunakan dalam segala hal mulai dari membuat kue hingga produk kosmetik dan pembersih—menyumbang hampir 60% dari pengiriman minyak nabati global, dan produsen utama Indonesia menyumbang sekitar sepertiga dari semua ekspor minyak nabati. 

Ini mengakibatkan keputusan untuk melarang ekspor bahan baku minyak goreng termasuk minyak sawit mentah pada 28 April lalu sebagai langkah untuk mengatasi kenaikan harga domestik.

Larangan tersebut juga berlaku untuk produk turunan sawit jenis ‘Refined’, ‘Bleached’, dan ‘Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein)’, ‘Red Palm Oil (RPO), ‘Palm Oil Mill Effluent (POME)’. 

Walaupun begitu, Presiden Jokowi sebenarnya menyadari bahwa larangan ekspor tersebut akan berdampak negatif dan berpotensi mengurangi produksi. Menurutnya, kebijakan tersebut bertujuan untuk menambah pasokan dalam negeri hingga pasokan kembali melimpah di dalam negeri.

Harga minyak nabati telah meningkat lebih dari 50% dalam enam bulan terakhir, dengan mencapai harga Rp14.000 per liter di seluruh wilayah Indonesia, atas faktor dari kekurangan tenaga kerja di Malaysia hingga kekeringan di Argentina dan Kanada—masing-masing pengekspor minyak kedelai dan minyak kanola terbesar—membatasi pasokan.

Sebuah perusahaan minyak sawit asal Malaysia mengatakan negara-negara harus menghentikan produksi sementara atau memperlambat penggunaan minyak nabati sebagai biofuel untuk memastikan pasokan yang memadai untuk digunakan dalam makanan, terutama krisis pasokan menyusul larangan ekspor minyak sawit Indonesia.

Namun, dengan larangan yang diimplementasikan Jokowi, beliau berharap bahwa ada tingkatnya kesadaran terhadap para pengusaha untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri dan memprioritaskannya, sehingga harga minyak goreng dapat turun kembali, dan masyarakat tidak perlu resah lagi akan ketidakpastian harga minyak goreng.whiteboardjournal, logo