Superbug: Ancaman Terbaru yang Lahir dari Kebiasaan Kita Mengonsumsi Antibiotik Berlebihan

Human Interest
20.02.23

Superbug: Ancaman Terbaru yang Lahir dari Kebiasaan Kita Mengonsumsi Antibiotik Berlebihan

Laporan terbaru PBB menyatakan bahwa superbug telah membunuh 1,27 juta orang per tahunnya.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Alissa Wiranova
Foto: Lightspring/Shutterstock

Superbug, atau bakteri istimewa yang kebal terhadap obat-obatan dan antibiotik menjadi pembicaraan utama dalam laporan terbaru milik PBB. Keberadaan superbugs dikatakan merupakan salah satu akibat dari penggunaan antibiotik dan disinfektan yang umum dipakai di dunia kesehatan dan pertanian. 

Laporan PBB ini merekomendasikan kepada negara-negara di dunia untuk mewujudkan suatu regulasi yang membatasi penggunaan antibiotik, meningkatkan kualitas sistem sanitasi guna menyingkirkan bakteri yang resisten, serta membangun program berkelanjutan guna memastikan segala upaya pemeliharaan lingkungan tetap terus terjaga. 

Claas Kirchhelle, seorang pakar dari University College Dublin menyatakan bahwa dirinya menemukan hanya 2 dari 248 international policy statements yang mengatur tentang dampak penggunaan antibiotik terhadap keberlangsungan lingkungan. Padahal, fakta menyebutkan bahwa superbugs sendiri telah menyebabkan total kematian sebanyak 1,27 juta orang per tahunnya di seluruh dunia. 

Keberadaan superbugs juga bahan antibiotik yang dapat membahayakan manusia ini dapat ditemui di mana saja, mulai dari selokan rumah sakit, crop spraying, hingga makanan hewan ternak. Hal ini dapat berakibat fatal pada keberlangsungan ekosistem alami, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. 

“The environment is a route for transmission of resistant bacteria, that’s clear. But what’s underappreciated is that the environment is a source of resistance,” jelas Joakim Larsson, seorang profesor bidang environmental pharmacology di University of Gothenburg, Swedia.

Meski penggunaan antibiotik serta bahan kimia lain seperti pestisida sudah sangat umum dilakukan, penting bagi pemerintah setiap negara untuk menetapkan aturan pembatasan kuantitasnya. Hal ini diperlukan guna mencegah keberadaan superbugs yang mampu merusak hidup manusia dan ekosistem alam lainnya.

 whiteboardjournal, logo