Who, What, Why: Sekolah Relawan

Human Interest
22.05.20

Who, What, Why: Sekolah Relawan

Sebuah yayasan yang ingin mengembangkan semangat serta kemampuan masyarakat untuk menjadi relawan melalui edukasi.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Annisa Nadia Harsa

WHO

Sekolah Relawan merupakan sebuah inisiatif oleh tiga sosok penggiat kegiatan relawan, yaitu Bayu Gawtama, Dony Aryanto, dan Roel Mustafa yang berfokus kepada aspek edukasi serta pelatihan untuk menjadi relawan. Didirikan pada tahun 2013, Sekolah Relawan berawal dari sebuah blog yang membahas tentang segala kegiatan serta pengetahuan mengenai budaya volunteer di Indonesia berdasarkan pengalaman ketiga pendiri tersebut. Setelah menarik perhatian publik dalam upaya mereka melalui blog tersebut, mereka mengubah blog tersebut menjadi sebuah komunitas yang menggelar berbagai kegiatan relawan yang unik dan telah diterima dengan sangat positif oleh masyarakat. Kesuksesan yang telah berhasil diraih melalui berbagai kegiatan komunitas tersebut pun memotivasi ketiga pendiri tersebut untuk secara resmi mendaftarkan Sekolah Relawan sebagai yayasan yang sah dan legal di tahun 2016.

WHAT

Sekolah Relawan memiliki beberapa objektif dalam penyelenggaraan program mereka, yaitu untuk menjadikan peserta menjadi sosok relawan yang sigap, cepat, tuntas dalam menangani masalah ataupun menyelenggarakan program relawan mereka sendiri. Dengan efisiensi sebagai titik fokus, Sekolah Relawan memiliki empat program sebagai pilar utama. Pertama adalah Edukasi Kerelawanan, yang menyajikan informasi serta pengetahuan mendasar mengenai peranan seorang relawan, hal ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan dari segi teknis serta sosial dalam volunteering. Program ke-2 adalah Sosial Kemanusiaan yang berfokus pada pengembangan sustainability melalui berbagai aktivitas sosial sebagai wadah pelatihan, seperti Social and Disaster Response, Free Food Car, FoodBOX, Ketuk Berkah, dan lainnya. Berikutnya adalah Pemberdayaan Masyarakat yang memberi dukungan bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi mereka melalui kegiatan seperti Naik Pangkat, Yatim Bright, dan Recovery Program. Terakhir, adalah Advokasi, melalui program ini yayasan Sekolah Relawan sajikan layanan mereka untuk menjadi konsultan bagi pemerintah, lembaga, atau masyarakat yang membutuhkan guna memberi saran dan informasi seputar kebijakan dalam isu sosial dan kemanusiaan.

WHY

Sekolah Relawan melihat bahwa Indonesia memiliki budaya gotong-royong serta rasa kebersamaan yang cukup kuat. Hal tersebut merupakan sebuah potensi untuk mengimbau masyarakat agar lebih aktif dalam membantu sesama. Akan tetapi, terkadang semangat positif tersebut tidak didampingi oleh kapasitas, kemampuan, ataupun pengertian akan aspek teknis yang memadai. Keterbatasan pengetahuan mengenai efisiensi yang sangat penting dalam menjadi relawan justru kerap menjadi sebuah halangan dalam kelancaran berlangsungnya sebuah kegiatan sosial dan kemanusiaan. Bagi Sekolah Relawan, budaya volunteering membutuhkan lebih dari sekedar semangat gotong-royong, tetapi juga memerlukan mental, pengetahuan, kemampuan fisik, serta kapasitas yang mumpuni. Oleh karena itu, Sekolah Relawan ingin terus mengembangkan kepekaan masyarakat sekaligus kemampuan untuk menjadi relawan dengan berbagai edukasi seperti program sosial kemanusiaan, relawan bencana, relawan pemberdayaan masyarakat, ataupun koordinator relawan pada organisasi.whiteboardjournal, logo