Sebuah Perkenalan pada Wordle, Game Online yang Mengenalkan Lebih Banyak Kata pada Manusia

Media
20.01.22

Sebuah Perkenalan pada Wordle, Game Online yang Mengenalkan Lebih Banyak Kata pada Manusia

Game online Wordle sedang melejit-melejitnya beberapa minggu ke belakang. Dari berbagai kalangan, dengan beragam rentang usia, memainkan game berbasis situs ini.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Hafiza Dina
Foto: Fox Digital

Bermain game online memang menyenangkan. Beragam situs hingga aplikasi bermunculan untuk menyediakan permainan yang paling atraktif bagi masyarakat dari berbagai golongan. Namun, tampaknya belum ada permainan yang berhasil menarik minat hampir semua kelompok masyarakat dan menjadi perbincangan selama berminggu-minggu tanpa berhenti selain Wordle. Buktinya, game online yang dirilis pada musim gugur tahun 2021 ini melonjak naik dari hanya 90 pemain pada bulan November lalu menjadi dua juta pemain per Januari ini.

Dari namanya, sudah terlihat bahwa Wordle merupakan permainan yang mengusung konsep “kata” alias word. Para pemain, melalui satu-satunya situs resmi Wordle—dan gratis—di  web Wordle, harus menebak word of the day yang terdiri atas lima huruf dalam maksimal enam langkah.

Permainan yang dirilis oleh Josh Wardle ini tidak akan memberikan clue apa pun; hanya akan ada warna-warna dari tiap huruf yang dituliskan, yang menandakan seberapa mirip kata tersebut dengan kata tujuan. Warna hijau jadi penanda keakuratan tinggi—huruf tersebut merupakan bagian dari word of the day dan sudah berada di posisi yang tepat. Sementara, warna kuning menjadi tanda bahwa huruf tersebut masih separuh akurat—ia berada di dalam word of the day, tapi posisi penempatannya kurang tepat. Lain lagi dengan abu-abu, yang menandakan bahwa tebakannya sangat melenceng—huruf tersebut tidak termasuk di word of the day sama sekali.

Wordle sendiri tidak berbasis aplikasi seperti kebanyakan game online yang ada saat ini, dan itulah merupakan salah satu kelebihan dari permainan tebak kata ini. Salah satu Penulis buku anak asal Los Angeles, Kirsten W. Larson, menyampaikan kecintaannya pada sistem Wordle yang berbasis situs; hanya satu permainan per hari, dan tidak perlu mendapatkan notifikasi untuk bermain lebih lama lagi.

Meski berbasis situs dan tidak memiliki papan peringkat seperti game online lain, Wordle memiliki cara yang unik untuk meningkatkan jiwa kompetitif pada para pemainnya, yaitu dengan menyediakan fitur share tiap kali para pemain sudah menyelesaikan Wordle hari itu. Fitur ini dapat di-copy-paste oleh para pemain ke media sosialnya seperti Twitter dan Facebook. Bukan sembarang share, fitur dari Wordle ini memungkinkan para penggunanya untuk menunjukkan pencapaian mereka di tiap putaran tebakan dengan menggunakan emoji kotak berwarna hijau, hitam, dan kuning. Ibarat simbiosis mutualisme, para pemain dapat unjuk keberhasilan mereka akan game yang sedang nge-tren ini, dan Wordle pun mendapatkan kesempatan promosi gratis.whiteboardjournal, logo