New Music Selection: Beabadoobee, Kinder Bloomen, Dry Cleaning, sampai Drake

Music
17.06.22

New Music Selection: Beabadoobee, Kinder Bloomen, Dry Cleaning, sampai Drake

Kinder Bloomen hadir dengan single berdurasi 14 menit, Beabadoobe rangkai homage untuk estetika Gen Z, dan kembali ke 2000 angsty days bersama Cellosux.

by Whiteboard Journal

 

Setiap hari Jumat, kami akan merangkum rilisan lagu baru dari musisi lokal dan internasional. Berikut adalah rangkuman lagu-lagu baru yang menarik untuk didengar di minggu kedua Juni 2022 ini.



Kinder Bloomen – Taxi to The Massala Guy

Kecuali penempatan vokal utama yang cukup “mengusik”, Kinder Bloomen berhasil menyusun lagu sepanjang empat belas menit dengan begitu cermat dan mengalir. Bassline yang menjadi fondasi kokoh untuk membangun riff-riff melodius dan terasa begitu organik, menyatu dengan sampel-sampel suara alam di beberapa bagian. Oh, pastinya, isian terompet yang thoughful, menjadikan mereka unit psychedelic rock yang patut untuk terus diikuti perjalanannya.

Bricks – Mangel Scalps

Di tengah ramainya genre-bending hardcore/punk dengan inspirasi dan sound yang variatif, kwartet yang membentuk band mereka di Bandung ini menendang telak hanya dengan jurus tradisional: pogo punk ala The Partisans. Progresi chord yang tidak muluk-muluk, breakdown sederhana, dan teriakan vokal yang serak. Pastilah menyenangkan berada di dalam crowd di tengah set live mereka.

 

Beabadoobee – 10:36

Kalau album Fake It Flowers adalah homage Beabadoobee untuk musik 90-an yang mempengaruhi musikalitasnya, mungkin Beatopia akan menjadi hybrid dengan estetika Gen Z. Di promo single ketiganya ini, ia jelas merengkuh semangat generasinya. Simak saja drum machine, denting di atas latar gitar yang fuzzy, dan suara cheerleader yang bersorak di belakangnya. Bea adalah juara dalam mempresentasikan personality melalui musiknya.

Dry Cleaning – Don’t Press Me

Kesuksesan album New Long Leg tidak membuat Dry Cleaning berhenti dan merasa puas untuk sekedar mengambil bagian dalam gelombang Post-Brexit core. Dengan ‘Don’t Press Me’ mereka nampaknya ingin membawa gelombang ini ke level yang lebih menantang. Selain memberi riff menyetrum dan licks yang catchy pada komposisi musik yang sederhana, Florence juga bernyanyi dengan diiringi suara siulan alih-alih melontarkan spoken words sepanjang lagu.



Snooper – Town Topic

Jika Snooper masuk ke dalam kategori egg punk, mungkin mereka bisa dianalogikan sebagai telur acak buatan global chain-resto bermaskot badut. Quirky, tampak menggoda, energik, dan pastinya gurih. Yang paling penting, ia memberi energi untuk masa-masa yang kurang bersemangat.

Cellosux – Down in the Dumps

Feeling angsty? Need an escape to the 2000s? Look no further! Album terbaru dari Cellosux siap menemani. Setelah berkali-kali merilis single-single yang konsisten mempertunjukkan musikalitas penyanyi/penulis lagu tersebut, akhirnya album yang dia janjikan terpenuhi juga.

Ramengvrl – Onto The Next

Ramengvrl kembali lagi merilis musik dengan hook yang catchy (when has she not?). Walaupun tempo yang dia gunakan cukup lebih lambat daripada lagu-lagu sebelumnya, attitude yang khas dari Ramengvrl beserta lirik-lirik yang tak kalah menyentil, tetap disuguhkan.

Drake – Falling Back

Drake kembali dengan single terbaru sejak perilisan albumnya beberapa waktu lalu. Lagu ini memperlihatkan sisi playful yang kerap Drake bawa dari lagu-lagu terbaiknya. Kalau bahasa zaman sekarang, this song is a whole vibe. Lagu ini disertai dengan video klip yang membawa konsep keseriusan dalam konsep side chicks.whiteboardjournal, logo