Locavore Berikan Perpisahan yang Manis Lewat Pergelaran “Artefacts: A History of Locavore in Fifty Edible Ideas”

Culinary
02.09.22

Locavore Berikan Perpisahan yang Manis Lewat Pergelaran “Artefacts: A History of Locavore in Fifty Edible Ideas”

Locavore tandai babak terakhirnya dengan daftar menu terbaik mereka selama 5 tahun ke belakang.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ghina Prameswari
Foto: Locavore

Concept restaurant asal Bali, Locavore, bersiap membuka lembar baru dalam karir kuliner mereka. Perpisahan ini dirayakan lewat acara “Artefacts: A History of Locavore in Fifty Edible Ideas”, di mana mereka akan mengkurasi beberapa menu terbaiknya sekaligus mengundang seniman dari berbagai disiplin untuk menginterpretasikan menu-menu tersebut ke dalam sebuah karya.

Foto: Locavore

Foto: Locavore

Berdiri sejak tahun 2013, Locavore memfokuskan diri pada penggunaan bahan-bahan lokal dalam setiap hidangannya. Beberapa menu yang jadi andalan dan akan kembali dihadirkan dalam pergelaran “Artefacts” termasuk Black Rice Blini, Into The Sawah, Raw Lamb, dan Bayam Tempura. Menu Black Rice Blini sendiri dilabeli sebagai menu paling populer di Locavore. Into The Sawah, sesuai namanya, berupaya menangkap esensi dari ekosistem sawah ke dalam hidangan mereka. Selagi Raw Lamb adalah salah satu menu andalan koki sekaligus pendiri Locavore Eelke Plasmeijer, dan Bayam Tempura berawal dari kesukaan salah satu pengunjung mereka akan keripik bayam yang Locavore hidangkan. 

https://www.instagram.com/p/CgwM9sapwjm/ 

Setiap menu memiliki memori juga nilai sentimentalnya masing-masing, menjadikan acara ini sebagai penutup yang indah untuk perjalanan lima tahun Locavore. Keistimewaan dari “Artefacts” juga terletak pada pengikutsertaan beragam seniman dalam penyelenggaraannya. Black Rice Blini akan diinterpretasikan dalam bentuk lukisan dengan judul “Klimnt’s Gold Belini” oleh seniman Lina Nata. Selagi seniman Dea Adline menyulap “Into The Sawah” ke dalam bentuk gerabah dan kolektif Coffee Stain Studio terjemahkan menu “Raw Lamb” ke dalam format video.

Karya-karya ini juga dapat dibeli, memberi akses bagi pengunjung setia Locavore untuk membawa ‘cenderamata’ yang dapat mengingatkan mereka akan memori menyenangkan di Locavore. 

Dalam pers rilisnya Locavore turut menyebutkan bahwa akhir dari babak ini tak berarti kedua pendiri Locavore–Eelke Plasmeijer dan Ray Adriansyah–akan berhenti berkolaborasi. Keduanya dituliskan akan kembali bekerja sama dalam projek mendatang yang dinamakan Locavore NXT. 

Artefacts: A History of Locavore in Fifty Edible Ideas

Agustus 2022 – Selesai

Restaurant Locavore
Jl. Dewisita No.10, 
Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571
Booking bisa dilakukan lewat link ini.whiteboardjournal, logo