beer

25.08.17

Gimme 5: Adita Kartasasmita

Saat tidak sibuk menjadi Content Director, Adita Kartasasmita akan dan menyesap bir sesering mungkin. Bukan apa-apa, bir adalah hal pertama yang muncul di kepala jika mendengar namanya berkat pengetahuannya akan macam bir yang ada di dunia, sehingga wajar kalau di kemudian hari ini membuat khusus tentang bir, bernama Beergembira. Pada episode Gimme 5 kali ini, kami mengundang Adita untuk memilih lima bir terbaik versinya. Saya diperkenalkan bir ini oleh teman yang sedang bekerja di London. Waktu itu diajak ke sebuah rock ‘n roll bar di London dan dipesankan bir ini. Pertama coba langsung jatuh cinta. Bukan hanya karena desain labelnya yang keren ya, tapi rasanya pun sangat Mungkin karena bir ini menggunakan air yang sangat bersih di sana (tertawa). Waktu sekali teguk langsung bisa merasakan sedikit rasa dan Tidak berat, dan sangat Bir ini sangat untuk orang-orang yang tidak terlalu suka rasa pahit di dalam bir. Ini bir pertama yang saya coba. Keluarga saya selalu minum bir ini dari zaman saya masih kecil. Bir ini legendaris banget di Ceko, karena bir ini adalah bir tipe pertama di dunia yang asalnya dari kota Plzen yang artinya saja Pilsen. Rasanya sedikit pahit namun ada rasa -nya setelah minum beberapa teguk. Kalau ada kesempatan mengunjungi Ceko, mampir deh ke kota Plzen dan ikut tur di Pilsner Urquell. Seru! Bir keluaran Beavertown -nya memang sangat lucu-lucu. Banyak orang pertama beli bir ini karena desain kalengnya. Tapi rasanya pun tidak kalah dengan -nya. Waktu dibuka kalengnya, bisa langsung mencium aroma buah-buahan, agak seperti aroma mangga. Rasanya campur antara sedikit pahit dan manis, cocok untuk diminum kalau lagi panas-panasan. Saya suka semua bir keluaran Beavertown tapi Gamma Ray favorit saya. Pertama mencoba bir ini di Jepang waktu diajak seorang teman ke Baird Taproom Bashamici di Yokohama. Saya mencoba beberapa bir dari Baird Beer saat itu dan jatuh cinta dengan Red Rose. Bir ini mempunyai karakter yang unik karena bir ini di fermentasi menggunakan ragi tapi diproses dengan temperatur yang sangat rendah seperti Rasanya seperti bunga dengan campuran karamel dan terasa sedikit pahit dan manis. Baird Beer dijual di Indonesia di beberapa dengan kemasan botol, tapi saya belum pernah lihat yang Red Rose. Yang pernah saya liat di sini yang Single Take Session Ale dan Wheat King Wit. Sebelum mencoba bir ini, saya pikir bir berwarna gelap itu hanya Tapi ternyata bir berwarna gelap mempunyai banyak tipe. Saya pertama kali mencoba bir ini di Carlsberg Brewery di Copenhagen. Di situlah saya baru tahu kalau bir tipe itu ternyata ada yang karena dibuat menggunakan yang sudah di panggang. Saat mencoba langsung dari rasanya seperti karamel dengan sentuhan panggang dan ada sedikit rasa kacang juga. Setelah mencoba berbagai merk bir tipe saya tetap masih suka dengan rasanya Jacobsen Original, apa mungkin karena saya minumnya langsung dari di -nya ya? Hmmm….

Subscribe to the Whiteboard Journal newsletter

Good stuff coming to your inbox, for once.