Berulang kali hampir mengakhiri hidupnya sendiri, Raditya Kenzo membagikan kisah peralihan pandangan dan tabir kehidupan yang ia singkap dengan tetap bertahan hidup dalam submisi Open Column ini.
Dalam submisi Open Column ini, Fatia Maulidiyanti mengingatkan kita kembali akan siklus tipu daya yang kerap berulang dalam tahun politik dan bagaimana partisipasi anak muda hanya dijadikan tokenisme belaka.
Dalam submisi Open Column ini, Zar Mose berupaya melawan narasi media Barat yang kerap melabeli Palestina sebagai masyarakat fundamentalis yang menolak keberadaan individu atau komunitas queer melalui puisi-puisi dari penyair queer berdarah Palestina yang ia terjemahkan.
In this Open Column Submission, Mohamad Akmal Albari highlights the concerningly disturbing prevalence of disproportionate words used by a number of biased media in broadcasting the reality on Palestinian soil, and how media should serve humanism, not Western propaganda nor its double standard.
Dalam submisi Open Column ini, Tri Subarkah mengesampingkan ego serta ideologinya untuk berbaur dengan sekitar dua juta orang massa aksi bela Palestina di Monas pada Minggu (5/11) lalu—sebuah pengalaman yang memberikannya secercah hikmah.
In this Open Column submission, Fikri Haikal Panggabean shows us that it is really not that complex to understand the occupation and genocide happening in Palestine: as a privileged society, we just have to check who has the control over this bloody conquest.