Mengapa Sulit Menerima Bahwa Dunia Hancur karena Ulah Kita, Manusia?
Dalam submisi Open Column kali ini, Restu Aka menyorotkan kembali salah satu pelaku terbesar dalam kehancuran ekologi—kita sendiri.
Dalam submisi Open Column kali ini, Restu Aka menyorotkan kembali salah satu pelaku terbesar dalam kehancuran ekologi—kita sendiri.
In this Open Column submission, Miriam expresses a thank you note as she recollects and ruminates the sincerest, purest form of love which she gets to keep—all sourced from her friends and chosen family.
In this Open Column submission, Tri Subarkah took a look back and collected the memories from his childhood, which happened to have witnessed May 1998 and the wake of Reformasi, and juxtaposed said recollections to how things are standing today and forwards.
Dalam submisi Open Column kali ini, Adinan Rizfauzi menantang ide 'pemilihan umum' yang semakin hari mulai kehilangan arti 'umum' di dalam pelaksanaannya, meski proses ini masih penting demi konsolidasi demokrasi.
Dalam submisi Open Column ini, Julia Prabarani menginvestigasi dan mengeksplor segala yang bersangkutan dengan ciu Bekonang—dari sejarah hingga pabrik dan relasi kuasa pemilik modal–tenaga kerja di dalamnya.
Dalam submisi Open Column ini, Bivitri Susanti mengingatkan kita bahwa sebetulnya titik terang dari pelik dan suramnya Pilkada 2024 masih bisa ditemukan berkat tumbangnya para titipan oligarki, dan bagaimana masing-masing dari kita bisa bersama-sama memperjuangkan hak kita sebagai warga.