Self-Assembly Lab MIT Kembangkan “Growing Islands”, Bantu Wilayah Kepulauan

Design
20.05.19

Self-Assembly Lab MIT Kembangkan “Growing Islands”, Bantu Wilayah Kepulauan

Salah satu solusi untuk menghadapi dampak pemanasan global.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Wintang Warastri
Foto: Dezeen

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tentunya sangat familiar dengan salah satu dampak pemanasan global yang mempengaruhinya secara spesifik di samping berbagai negara kepulauan lainnya, yaitu naiknya tingkat ketinggian air laut yang perlahan-lahan mengurangi ketersediaan tanah. Proyek “Growing Islands”, dikembangkan oleh tim Self-Assembly Lab dari MIT bersama dengan organisasi lingkungan Invena yang berbasis di Maladewa, berupaya untuk memberikan solusi terhadap problem ini dengan pendekatan alami dan ramah lingkungan.

MIT lewat Self-Assembly Lab, memang terbiasa mendesain objek yang akan berkembang dan membangun struktur-struktur baru dengan sendirinya, seperti yang pernah mereka kembangkan dengan BMW untuk membangun elemen interior mobil yang dapat berubah bentuk menyesuaikan tekanan udara, demi menjawab kebutuhan kostumisasi. Prinsip ini kemudian dibawa untuk mengembangkan “Growing Islands”, sekaligus melihat potensinya dalam skala yang lebih besar dan signifikan. Alih-alih menggunakan tekanan udara, proyek ini akan menggunakan energi ombak untuk mengembangkan kantong-kantong self-growing berisikan pasir – berbahan kanvas dan materi biodegradable lainnya – yang akan mengikuti pola ombak dalam menciptakan gundukan pasir secara alami.

Self-Assembly Lab dan Invena saat ini sudah mencapai tahap percobaan di laut lepas, dimana mereka mulai menenggelamkan struktur berukuran 3 x 3 meter ini di beberapa area pesisir Maladewa pada Februari lalu. Selain untuk membantu perluasan bibir pantai yang terkikis erosi dan meningkatnya level air laut, “Growing Islands” juga diharapkan dapat membantu mulainya perkembangan pulau-pulau baru. Pendekatan teknologi proyek ini juga dinilai lebih alami dibandingkan upaya-upaya pengembangan daratan lainnya, seperti karang buatan dan dredging atau relokasi pasir, yang berarti prakteknya lebih ramah lingkungan dan mudah menyatu dengan ekosistem.whiteboardjournal, logo