Teks: Stefano William A.
Foto: Museum MACAN
Indonesia sekali lagi beruntung dipilih sebagai destinasi perupa asal Tiongkok, Xu Bing, untuk menggelar pameran karya pertama dan terbesarnya di Asia Tenggara, juga di Indonesia. Dilangsungkan atas kerja sama dengan institusi seni kenamaan Tiongkok UCCA Center for Contemporary Art, pameran yang akan datang di Museum MACAN ini membawa 60 karya yang dibuat dalam periode 40 tahun. Karya yang dipilih datang dalam bentuk lukisan, seni grafis, instalasi, film, sampai materi arsip. Mempersembahkan judul “Xu Bing: Thought and Method”, keseluruhan perjalanannya sebagai perupa ternama, metode, dan juga motivasi di balik gagasan seninya akan ditampilkan. Beberapa karya yang akan hadir antara lain, “Book From The Sky” instalasi masif dari gulungan kertas untuk menantang ilmu pengetahuan, simbol-simbol universal dalam “Book From The Ground”, juga film panjang dari kompilasi rekaman CCTV “Dragonfly Eyes”.
Pengalaman Xu Bing yang pernah menjadi relawan pemuda saat Revolusi Kebudayaan Tiongkok mengantarnya pada cara dia melihat bahasa sebagai salah satu alat politik. Ketika pada awal tahun 1990-an pindah ke New York, dia memulai perjalanannya sebagai seorang perupa. Eksplorasi terhadap bahasa, budaya, serta ilmu pengetahuan dan ditambah kombinasi elemen budaya barat dengan elemen tradisional Tiongkok, membuatnya mampu topik globalisasi, isu antarbudaya, sampai masalah industri. Reputasinya didapatkan melalui penyajian isu unik yang dapat merepresentasikan kehidupan kontemporer hingga menjadi simbol seni kontemporer Tiongkok di mata dunia. Oleh karena itu, Xu Bing layak mendapatkan penghargaan bergengsi, MacArthur Fellowship, atas kontribusi besar di bidangnya pada tahun 1999.
–
“Xu Bing: Thought and Method”
31 Agustus 2019 – 12 Januari 2020
Museum MACAN
