Pasar Untuk Plus Size Dihadapkan dengan Berbagai Macam Rintangan dan Kurangnya Pilihan

Fashion
08.08.21

Pasar Untuk Plus Size Dihadapkan dengan Berbagai Macam Rintangan dan Kurangnya Pilihan

Mempertanyakan perusahaan hingga sekolah fashion yang tampaknya tidak mendukung inklusivitas terhadap orang plus size.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Hanindito Buwono
Foto: Nike

Menurut feature article dari WWD, industri fashion saat ini sedang dihadapi dengan pertanyaan mengenai inklusivitas terhadap wanita dengan plus size

Dari hasil riset dari firma pasar NPD Group, sebagian besar retailer mendefinisikan ukuran plus sebagai ukuran 18 ke atas. Tetapi semua perusahaan dan brand membuat pedoman ukuran mereka sendiri. Akibatnya, beberapa dari mereka hanya membuat ukuran plus 14 ke atas, bahkan serendah ukuran 10 ke dalam campuran. Brand lain juga berhenti membuat ukuran lebih dari 12 atau 14 sama sekali.

Padahal secara total, pasar plus size wanita menyumbang hampir 19 persen dari seluruh penjualan pakaian wanita di Amerika Serikat, yang bernilai $113.8 miliar USD untuk 12 bulan yang berakhir Mei 2021.

Pesan yang bertentangan tidak berhenti di situ. Virgie Tovar, seorang influencer dan advokat body positivity, mengungkapkan bahwa sebagian besar sekolah fashion tidak mengajar kelas tentang fashion plus size atau cara membuat desain plus size. Jadi, mengapa industri fashion yang saat ini sangat gencar oleh pembicaraan tentang inklusivitas, tampaknya tidak mendengar konsumennya dengan baik oleh perusahaan, brand, hingga sekolah fashion?

“Saya pikir kami masih mengejar gagasan bahwa orang-orang bertubuh besar adalah pasar kecil, atau pasar niche. Dan masih ada keyakinan yang melekat bahwa wanita plus size tidak ingin mengenakan pakaian tertentu, tidak ingin memamerkan kulit, tidak ingin mengikuti tren jika tren adalah tentang visibilitas,” ungkap Virgie Tovar.whiteboardjournal, logo