Kandidat PhD dari MIT, Irmandy Wicaksono, Raih Penghargaan Schnitzer Prize 2022 lewat Inovasi yang Menggabungkan Teknologi dan Seni Visual

Art
10.05.22

Kandidat PhD dari MIT, Irmandy Wicaksono, Raih Penghargaan Schnitzer Prize 2022 lewat Inovasi yang Menggabungkan Teknologi dan Seni Visual

Kandidat PhD dari MIT, Irmandy Wicaksono, Raih Penghargaan Schnitzer Prize 2022 lewat Inovasi yang Menggabungkan Teknologi dan Seni Visual

by Whiteboard Journal

 

Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: MIT Media Lab

Jarang terdengar seorang mahasiswa yang mengambil jurusan teknik elektronika dapat memiliki pengalaman langsung bekerja dengan Lady Gaga di bidang seni visual. Pengalaman ini dialami Irmandy Wicaksono, seorang mahasiswa kandidat PhD di Massachusetts Institute of Technology jurusan Media Arts and Sciences yang memulai jalannya dari sebuah kesempatan untuk merancang dua gaun mekatronik untuk Lady Gaga. 

“Saya adalah seorang mahasiswa teknik sarjana di Inggris dan baru saja mendapatkan pengalaman magang satu bulan dengan StudioXO di London,” kata Wicaksono. “Saya mengambil bagian dalam pengembangan dua gaun mekatronik untuk dipakai Lady Gaga di festival iTunes di London dan untuk ditampilkan di acara artRAVE di Brooklyn.”

Menggabungkan teknologi dengan tekstil, Wicaksono bekerja dengan StudioXO, laboratorium teknologi mode di London dalam mengembangkan gaun mekatronik yang dinamakan “Anemone” beserta Cipher Lady Gaga untuk penampilannya di Festival iTunes dan kampanye artRAVE pada tahun 2013. 

Lady Gaga dalam gaun “Anemone”, gaun putih 3D yang mengintegrasikan pabrik gelembung dalam gaunnya. (Foto: LaMaison Gaga)

Dengan pengalamannya yang melimpah terhadap dunia tekstil dan teknologi, Wicaksono berhasil menyabet penghargaan Harold and Arlene Schnitzer Prize in the Visual Arts 2022 dan mendapatkan hadiah sebesar USD 5000. Wicaksono beserta dua pemenang 2022 Schnitzer Prize lainnya dapat memamerkan karya mereka di pameran Galeri Seni Mahasiswa Wiesner pada bulan Mei 2022 ini.

Dalam upaya menjembatani tubuh fisik dengan digital, Wicaksono menampilkan proyek terbarunya, “Tapis Magique”, sebuah karpet tekstil rajut elektronik berskala besar yang dapat merasakan tekanan langkah dan postur manusia sehingga bisa diubah menjadi suara. 

“Tapis Magique” oleh Irmandy Wicaksono. (Foto: arts.mit.edu)

Karpet Tapis Magique ini dibuat dari kolaborasi artis synth Don Derek Haddad, penari Loni Landon dan Wicaksono sendiri. Karya ini berhasil memenangkan Student Innovation Award di South by Southwest Festival 2022 (SXSW).

Ikatan Wicaksono dengan dunia tekstil sendiri sebenarnya terjalin dari pengaruh lingkungan budaya di sekitarnya. Negara asalnya, Indonesia memang memiliki tradisi tekstil yang kaya dan tersebar di berbagai daerah, seperti Batik, Ikat, dan Songket.

“Tekstil dan elektronik berbagi banyak proses,” kata Wicaksono, yang berharap suatu hari nanti bisa menjalankan studio desainnya sendiri yang bekerja dalam memadukan seni, sains, dan teknologi.

Kunjungi pameran online karya para penerima Penghargaan Schnitzer tahun 2022 dalam Seni Visual. Selain pameran digital ini, penerima Hadiah Schnitzer 2022 ditampilkan dalam pameran kelompok Galeri Seni Mahasiswa Wiesner secara langsung pada Mei 2022.whiteboardjournal, logo