Melihat Ruang sebagai Cermin Kondisi Manusia pada Pameran “Poem, Meditation & Transience” di Dia.Lo.Gue Artspace

Art
24.05.22

Melihat Ruang sebagai Cermin Kondisi Manusia pada Pameran “Poem, Meditation & Transience” di Dia.Lo.Gue Artspace

Art exhibition terbaru di Dia.lo.gue Artspace berjudul “Poem, Meditation & Transience” hadirkan karya-karya dari Ella Wijt, Ponto Sindy, dan Bunga Yuridespita.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Inaya Pananto
Foto: Dia.lo.gue Artspace via Instagram

Dia.Lo.Gue Artspace kembali menghadirkan eksibisi seni yang kali ini menampilkan hasil-hasil karya terbaru dari Ella Wijt, Bunga Yuridespita, dan Ponto Sindy. Pada pameran yang berjudul “Poem, Meditation & Transience”, ketiga seniman ini merenungkan kembali permasalahan ragam ruang dalam kehidupan kita, baik ruang isi dan ruang kosong, ruang fisik dan ruang batin. Mengambil inspirasi dan sumber renungan dari lingkungan terdekat mereka dan pengalaman berkarya pasca pandemi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Dia.Lo.Gue. Artspace (@dialogue_arts)


Seniman Ella Wijt hadirkan puisi menceritakan tentang hari-hari yang ia habiskan di pedataran luas antara kolam, ilalang, dan bunga-bunga semua terlukis di atas kanvas mentah tak berlabur. Bunga menggunakan cermin dan cerminan dalam ruang instalasi untuk menyusun blok bangunan yang pada akhirnya ia sembunyikan di balik bidang kosong serupa tembok yang bertekstur.

Di sisi lain, Ponto Sindy dalam seninya memutuskan untuk mengamati formasi, pertumbuhan, dan keterkaitan pohon-pohon dalam ekosistem alam. Hasil karya alami nan organik dari Sindy ini terlihat familiar sekaligus asing, muncul dan hilang di saat yang bersamaan. Mengambil unsur inspirasi dari alam ini, Sindy me-reimajinasi penempatan natural dengan galian psikologi untuk menampilkan esensi dan ekspresi karakter dari ragam objek yang ia jadikan acuan seninya.

Unsur ruang begitu lekat dalam proses seni Bunga Yuridespita. Melalui karya seninya ia menyalurkan pengalaman pribadi dan pandangannya mengenai semua ruang-ruang yang telah ia lalui. Ia menggunakan daya ingat dan memori-memori yang tersisa akan ruang-ruang yang pernah dilalui dan cermin imajiner sebagai alat membuat cerminan akan banyak hal yang tertutupi dan kadang tidak nampak.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Dia.Lo.Gue. Artspace (@dialogue_arts)


Pameran ini dikurasi oleh R.E. Hartanto dan diresmikan oleh Windi Salomo dari Gallerist – SAL Project. “Poem, Meditation & Transience” dibuka untuk umum dan hadir di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang hingga 20 Juni 2022 mendatang.whiteboardjournal, logo