Memperingati Hari Perempuan, Verso Books Memberi Diskon untuk Judul-Judul Menarik

Art
09.03.23

Memperingati Hari Perempuan, Verso Books Memberi Diskon untuk Judul-Judul Menarik

Buku-buku yang dapat dibaca mengenai perjuangan perempuan dan gerakan feminisme.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Reiko Iesha

Hari Perempuan pertama kali dicetuskan pada tahun 1910 di Amerika Serikat ketika 20,000 buruh perempuan protes dan mogok bekerja selama tiga belas minggu. Protes yang dikenal sebagai New York Shirtwaist Strike dan juga Uprising of the 20,000 menjadi langkah pertama bagi perempuan dalam meraih keadilan. Pergerakan feminisme lalu terlihat lagi dan diakui sebagai perjuangan yang mendunia pada tahun 1977 dengan dukungan United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa, alhasil tercetusnya International Women’s Day

International Women’s Day atau Hari Perempuan Nasional dapat dirayakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengapresiasi penulis-penulis perempuan yang berbagi pengetahuan mereka. Ini lah 10 buku seputar perjuangan perempuan yang dapat kamu baca: 

Set Fear on Fire karya LASTESIS

LASTESIS merupakan suatu kolektif seni dan pertunjukan asal Chile yang menyentuh teori feminisme dalam karya-karya mereka. Set Fear on Fire merupakan manifesto perempuan berbentuk puisi panjang. LASTESIS menunjukkan amarah mereka dan menyentuh topik antara lain aborsi, homofobia, femicide, serta kekerasan sehari-hari yang dialami perempuan di Chile. Buku ini menjadi salah satu pendorong gerakan feminisme di Amerika Selatan. Amarah yang mereka tunjukkan dari pertunjukan seni mereka “A Rapist in Your Path” pada tahun 2019 terlihat dalam buku ini. 

Radius karya Yasmin El-Rifae

Yasmin El-Rifae adalah penulis untuk Mada Masr di Kairo dan co-producer Palestine Festival of Literature. El-Rifae sebelumnya juga menulis untuk Guardian, Nation, Lux, Lithub, dan Guernica. Pada tahun 2022, El-Rifae merilis buku Radius bersama Verso Books. Radius membahas revolusi feminisme di Arab, membicarakan aksi penyelamatan perempuan yang mengalami kekerasan seksual pada masa perang. Cerita berbentuk prosa ini memberikan suara baru bagi perempuan yang seringkali berperan sebagai penyintas, sekarang sebagai penyelamat sesama perempuan. 

Red Valkyries karya Kristen Ghodsee

Ahli etnografi asal Amerika Kristen Ghodsee menggunakan ilmunya dalam bidang hidup sosial manusia dalam penulisan bukunya. Dalam Red Valkyries, buku yang ia publikasikan pada tahun 2022, Ghodsee menyertakan kumpulan esai biografi yang membahas perjuangan perempuan Soviet dan Bulgaria melawan kolega laki-laki yang meremehkan mereka. Ghodsee membahas solidaritas kelas dan para perempuan yang harus mengambil langkah-langkah lebih agar dapat dipandang setara oleh kolega laki-laki mereka. 

We Organize to Change Everything karya Natalie Adler, Marian Jones, et al. 

Buku yang diedit oleh Natalie Adler, Marian Jones, serta rekan-rekan mereka berisi koleksi cerita yang menunjukkan kesulitan perempuan Amerika untuk menerima prosedur aborsi yang aman. Kegagalan Amerika dalam menyediakan aborsi sebagai bagian dari healthcare terlihat dalam buku We Organize to Change Everything. Perempuan harus berjuang demi keamanan klinis, mendorong mereka untuk memulai gerakan reproductive justice. Gerakan ini memperjuangkan hak bagi perempuan yang memilih dan tidak memilih untuk mereproduksi, membahas ideologi pro-choice dan penolakan akan kriminalisasi tubuh perempuan.

They Call It Love karya Alva Gotby

Alva Gotby, seorang penulis pemegang gelar doktor dalam bidang media asal London menulis buku They Call It Love dan mempublikasikannya pada bulan Januari kemarin. Buku ini membahas masalah-masalah yang diperjuangkan kelompok feminis, seperti ketidakadilan yang perempuan alami di tempat kerja. Gotby menyelidiki cikal bakal di balik dunia, terutama dunia kerja, yang tampaknya tidak peduli akan kesejahteraan perempuan, serta cara untuk mengubah fenomena tersebut dengan yang Gotby sebut “emotional reproduction” ini. Gotby menunjukkan bahwa keterikatan sentimental dalam hierarki sosial dapat menjadi langkah pertama untuk mengubah struktur sosial yang secara radikal memojokkan perempuan. 

Burn It Down! karya Breanne Fahs 

Breanne Fahs, penulis dan dosen Women and Gender Studies di Arizona State University, menggunakan ilmunya dalam bidang seksualitas perempuan, aktivisme politik, dan sejarah feminisme untuk mengedit buku berisi manifesto-manifesto feminis. Koleksi ini berisi amarah perempuan yang sudah terus dipendam selama tiga abad dan empat gelombang feminisme yang telah berjalan. Ada 75 manifesto dalam buku ini, antara lain “Riot Grrrl Manifesto” oleh Bikini Kill, “The Ax Tampax Poem Feministo” oleh the Bloodsisters Project, “Manifesto 343 Pro-Aborsi” yang ditulis oleh Simone de Beauvoir, “Double Jeopardy: To Be Black and Female” by Frances M. Beal, dan “The Futurist Manifesto of Lust” yang ditulis oleh Valentine de Saint-Point. 

Revolting Prostitutes karya Juno Mac dan Molly Smith 

Buku yang ditulis oleh Juno Mac dan Molly Smith membahas urgensi dalam melindungi pekerja seks dalam buku mereka. Pekerja seks mengalami ancaman keamanan fisik dan legal yang semakin memburuk setiap harinya, dan kondisi ini dibahas oleh Mac dan Smith dalam buku Revolting Prostitutes. Buku yang mereka publikasikan bersama Verso Books pada tahun 2018 memperjuangkan dekriminalisasi pekerja seks dan membahas pandangan feminis terhadap kerja seks. Mac dan Smith menggunakan pengalaman mereka sebagai bagian dari SWARM atau Sex Worker Advocacy and Resistance Movement dalam penulisan buku mereka. 

Feminism for the 99% karya Cinzia Arruzza, Tithi Bhattacharya, dan Nancy Fraser

Buku Feminism for the 99% ditulis oleh tiga penyelenggara International Women’s Strike, antara lain Cinzia Arruzza, Tthi Bhattacharya, dan Nancy Fraser. Arruzza, Bhattacharya, dan Fraser membahas gelombang feminisme yang fokus pada kapitalisme sebagai target utama mereka. Perempuan yang perlu dibela bagi mereka adalah perempuan yang dipojoki oleh kapitalisme, yang kesulitan dalam mencari pekerjaan dan menerima upah yang layak. Buku ini mendorong idealisme feminisme yang anti-kapitalis, anti-rasis, dan eco-socialist

The Heart of the Race karya Beverley Bryan, Stella Dadzie, Suzanne Scafe

Beverley Bryan, Stella Dadzie, dan Suzanne Scafe menulis buku yang dipublikasikan pada tahun 1985 berjudul The Heart of the Race. Buku ini membahas sejarah perempuan berkulit hitam setelah perang dunia ke-2 yang sebelumnya tidak pernah diliput ataupun dibicarakan. Topik-topik yang dibicarakan dalam buku ini antara lain adalah perbudakan dan kolonialisme. Kehidupan sehari-hari, edukasi yang dapat diperoleh, pekerjaan dan health care, serta kesulitan-kesulitan yang perempuan berkulit hitam alami dalam segi politik, identitas, dan komunitas di bawah kuasa kerajaan Inggris dibahas secara mendalam. Buku ini menjadi pemenang Martin Luther King Memorial Prize pada tahun rilisan. 

The Verso Book of Feminism karya Jessie Kindig

Buku dari publikasi Verso Books yang diedit oleh Jessie Kindig ini berisi koleksi suara para feminis selama ribuan tahun yang memperjuangkan hak perempuan atas kebebasan akan hidup dan tubuh mereka. Manifesto-manifesto yang tertulis dalam bentuk lagu dan puisi dapat dibaca dalam buku kumpulan cerita ini. Verso Books didirikan pada tahun 1970 sebagai percetakan buku paperback. Mereka lalu mulai fokus pada mempublikasikan buku-buku non-fiksi seputar politik internasional dan memberikan suara kepada komunitas-komunitas yang termarginalisasi. whiteboardjournal, logo