Who, What, Why: Artzheimer

Art
18.04.20

Who, What, Why: Artzheimer

Mengembangkan dan memajukan kepekaan seni Pamekasan, Madura melalui street art.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Annisa Nadia Harsa

WHO

Dibentuk pada tahun 2016, Artzheimer merupakan komunitas seni visual berlokasi di Pamekasan, Madura yang memiliki fokus dalam penggunaan format mural, grafiti, serta lukisan sebagai bentuk penyaluran ekspresi. Komunitas ini juga dibentuk sebagai wadah ekspresi dan sarana pembelajaran seni rupa sebagai bentuk tanggapan terhadap iklim seni yang kurang akan apresiasi di Pamekasan. Didirikannya komunitas ini berawal dari inisiatif empat individu, Vicky, Risqi, Dimas, dan YayanVD untuk mengadakan kegiatan menggambar bersama. Keempat penggiat seni tersebut kemudian kerap menyebarkan informasi mengenai kegiatan mereka ke berbagai sekolah, hingga akhirnya terbentuklah komunitas yang sekarang telah memiliki 36 anggota.

WHAT

Dalam upaya menciptakan ekosistem seni yang mendukung untuk berkarya, komunitas Artzheimer menggelar berbagai macam program, seperti kegiatan menggambar bersama, menyediakan pembelajaran seni rupa, pameran-pameran seni serta diskusi yang berkolaborasi dengan kolektif lainnya. Salah satunya adalah pameran karya lukis dan foto “Ti’ Titi’” yang digelar oleh Artzheimer dan komunitas Madura Photography Center, atau MPC tahun 2019 silam. Eksibisi tersebut pun menuai banyak dukungan dan pujian karena dilihat sebagai roda penggerak kemajuan dalam seni, budaya, dan ekonomi di Pamekasan. Tak hanya itu, Artzheimer juga kerap berpartisipasi dalam penggunaan seni sebagai bentuk aktivisme bersama komunitas lainnya, baik itu seni lukis, tari, maupun pertunjukan musik. Salah satunya adalah Aksi Simpatik pada Oktober 2019 lalu yang menuntut diselesaikannya berbagai isu sosial maupun politik seperti mendesak penerbitan Perppu KPK serta penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua. 

 

WHY

 

Artzheimer tumbuh dari aspirasi mereka untuk berbagi dan mengembangkan pengetahuan sekaligus kepekaan masyarakat Pamekasan mengenai seni rupa, lebih tepatnya street art dalam bentuk mural maupun grafiti. Dengan semangat komunitas dan kolektif yang kuat, kebersamaan dan kolaborasi merupakan nilai yang terus terlihat dalam berbagai program dan karya yang dibawa oleh Artzheimer. Komunitas ini juga menggunakan seni sebagai wadah aktivisme dan penyaluran aspirasi yang damai dan non-agresif. Seni sebagai aktivisme juga diharapkan untuk menginspirasi pemuda lain untuk turut bergerak dan menyuarakan opini mereka. Tak hanya eksternal seperti aktivisme dan kolaborasi bersama komunitas lain, Artzheimer juga tumbuhkan kebersamaan secara internal di kalangan anggota mereka sendiri dengan pergerakan dan sikap yang egaliter.

Artikel ini merupakan bagian dari proyek kolaborasi British Council – DICE dengan Whiteboard Journal yang berfokus untuk mengangkat Creative Hubs di Indonesia. Kolaborasi berjudul “Direktori” ini akan memuat profil komunitas serta kolektif lokal dari video series, interview, hingga buku. Tunggu rangkaian konten berikutnya di website kami.whiteboardjournal, logo