Beberapa Brand Menempati Peringkat Teratas Sebagai Pembuat Polusi Plastik di Dunia Selama Tiga Tahun Berturut-Turut

Design
09.12.20

Beberapa Brand Menempati Peringkat Teratas Sebagai Pembuat Polusi Plastik di Dunia Selama Tiga Tahun Berturut-Turut

Peringkat ini dibuktikan dengan terkumpulnya 346.494 potongan plastik dari 55 negara di dunia.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ratu Intan Mutia
Foto: designboom

Menurut laporan dari “Branded vol. 3: demanding corporate accountability for plastic pollution” yang dipublikasi oleh #breakfreefromplastic, perusahaan Coca-Cola, PepsiCo, serta Nestlé menempati peringkat teratas sebagai pembuat polusi plastik dunia selamat tiga tahun berturut-turut. Organisasi tersebut melakukan brand audit dengan menginisiasi aksi warga tahunan yang melibatkan penghitungan dan pendokumentasian merek pada sampah plastik di seluruh dunia. Hasil dari aksi tersebut ternyata terkumpul 346.494 potongan plastik dari 55 negara. 

Perusahaan-perusahaan pencemar terbesar di dunia sebelumnya telah mengklaim untuk bekerja keras mengatasi polusi plastik. Tidak seperti yang dikatakan, justru mereka terus menghasilkan kemasan plastik sekali pakai yang berbahaya. Menurut designboom, Emma Priestland, koordinator kampanye perusahaan global break free from plastic, berkata bahwa perlu sekali untuk menghentikan produk plastik sekali pakai dan menerapkan penggunaan ulang yang kuat serta terstandardisasi. Perusahaan penyumbah limbah terbesar, seperti Coca-Cola, PepsiCo, dan Nestlé harus menjadi yang terdepan dalam menemukan solusi nyata. 

Meskipun sedang dilanda pandemi, sukarelawan #breakfreefromplastic dengan aman mengoordinasikan lebih banyak acara brand audit di banyak negara tahun ini ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Hasil dari kegiatan ini pun melaporkan 10 nama perusahaan sebagai pencemar global teratas tahun 2020, yaitu Coca-Cola, PepsiCo, Nestlé, Mondelez International, Mars, Inc., Procter & Gamble, Philip Morris International, Colgate-Palmolive, and Perfetti Van Melle. Organisasi ini pun melaporkan bahwa Coca-Cola muncul sebagai pencemar global nomor 1 dengan total 13.834 plastik di 51 negara selama tiga tahun berturut-turut. 

Pada laman designboom, Abigail Aguilar yang berlaku sebagai koordinator regional kampanye plastik Greenpeace Asia Tenggara berkata bahwa ia tidak heran ketika merek-merek besar tersebut kembali menduduki peringkat atas. Mereka terus mengklaim sedang mengatasi krisis plastik, namun terus berinvestasi dalam solusi palsu sambil bekerja sama dengan perusahaan minyak untuk memproduksi lebih banyak plastik. Untuk mengakhiri kekacauan ini, perusahaan multinasional seperti Coca-Cola, Pepsico, dan Nestlé harus mengakhiri kecanduan mereka pada kemasan plastik sekali pakai dan menjauh dari bahan bakar fosil.

break free from plastic, climate change, environmentwhiteboardjournal, logo