Chat GPT x The Sims: Google dan Universitas Stanford Kembangkan Desa Virtual yang Dihuni oleh AI

Design
17.04.23

Chat GPT x The Sims: Google dan Universitas Stanford Kembangkan Desa Virtual yang Dihuni oleh AI

Dalam eksperimen ini, 25 para “generative agents” hidup bersama di kota virtual, seperti game The Sims.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Dafa Sena
Foto: Park et al. (2023)

Lima Ilmuwan dari Universitas Stanford dan Google Research – Joon Sung Park, Joseph O’Brien, Carrie Cai, Meredith Ringel Morris, Percy Liang, dan Michael Bernstein – bergabung untuk mengerjakan eksperimen AI berjudul “generative agents”. 

Eksperimen “generative agents” ini merupakan sebuah simulasi perilaku manusia yang diekspresikan oleh AI agents. Model eksperimen ini diciptakan dengan bentuk sandbox yang memberikan kebebasan dalam bentuk free will untuk para agents

“In this work, we demonstrate generative agents by populating a sandbox environment reminiscent of The Sims, with twenty-five agents. Users can observe and intervene as agents. For example, they plan their days, share news, form relationships, and coordinate group activities,” menurut salah satu peneliti riset ini. 

Model eksperimen ini diilustrasikan seperti game 2D tahun 2000an Harvest Moon dan Pokemon,

Foto: Park et al. (2023)

Foto: Park et al. (2023)

Di dalam dunia simulasi ini, agents tersebut menunjukkan perilaku manusia yang memiliki akal dan kesadaran. 

Mereka memulai hari dengan menggosok gigi, mandi dan sarapan. Selanjutnya mereka pergi bekerja, membuat rencana, bermain, bercakap satu sama lain, dan bahkan pergi bersama untuk ke bar di malam hari.

Foto: Park et al. (2023)

Hasil dari riset ini menunjukan generative agents mampu mengekspresikan skil sosialisasi seperti manusia. Contoh yang menarik adalah ketika salah satu agen mengadakan acara Valentine. Agen tersebut mengundang ‘teman-temannya’ untuk datang ke acara yang diadakan. Pada acara tersebut, si agen dan ‘teman-temannya’ bersosialisasi seperti manusia dengan bercakap secara tekstual. 

Mereka mampu mengkoordinasikan acara tersebut satu sama lain dalam pemilihan lokasi dan juga waktu. Dari 25 agents yang ada, 12 agents menghadiri acara Valentin tersebut. 

Beberapa error masih terjadi seperti agents tidak dapat memproses informasi satu sama lain dengan baik, seperti mengunjungi toko yang sudah tutup atau memilih bar malam daripada kafe untuk makan siang. Namun, perilaku error tersebut juga merupakan karakteristik manusia yang tidak sempurna.

Riset ini akan terus berlanjut, para peneliti berencana untuk mengembangkan lebih lanjut riset ini dengan Chat GPT-4. Untuk membaca penelitian ini lebih lanjut, artikel Park et al. (2023) dapat dibaca disini.whiteboardjournal, logo