Melihat Masa Depan Kota Semarang lewat Proyek “The Smoked County Relish”

Design
22.09.22

Melihat Masa Depan Kota Semarang lewat Proyek “The Smoked County Relish”

Secara khusus, tesis ini mengangkat masa depan pesisir Indonesia untuk menjadi pusat kota yang tangguh melalui pengenalan teknologi kolaboratif.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Adinda R. Syam
Foto: “The Smoked County Relish”/Daniel Jansen Harianto

Pernahkan membayangkan bagaimana sebuah kota pesisir di wilayah pantai Indonesia didesain ulang menjadi pusat kota peradaban? Di mana semua aktivitas kota dan para nelayan menjadi satu di atas desain metropolitan? Daniel Jansen Harianto, seorang Sarjana Arsitektur mewujudkan hal ini dalam tesisnya yang berjudul “The Smoked County Relish”.

“The Smoked County Relish” adalah proyek tesis oleh Daniel Jansen Harianto, yang dikembangkan sebagai bagian dari gelar sarjananya di bidang arsitektur. Dalam proposal ini, ia membayangkan untuk mengubah peradaban pesisir Indonesia yang ditinggalkan menjadi pusat kota yang tangguh melalui penggunaan kembali bahan sisa yang adaptif dan pengenalan teknologi kolaboratif yang mudah diakses. Secara khusus, tesis Harianto menyoroti kota Semarang di utara Pulau Jawa yang terkenal melestarikan tradisi kuno budaya ikan asap.

Ia menyampaikan bahwa teknologi canggih harus dapat diakses di tingkat mana pun. Dengan tepat, pengenalan skema algoritma akan membantu mengukur jumlah material yang paling terjangkau dan efisien untuk konstruksi, sehingga bisa cocok untuk dibangun sendiri oleh penduduk asli nanti. 

Dengan demikian, design rendering tersebut menangkap masa depan baru bagi masyarakat Semarang yang dipenuhi dengan kegembiraan, peningkatan ekonomi, dan perayaan tradisi maritim, serta konteks arsitekturnya yang berkelanjutan.

Sayangnya, walau masyarakat Semarang bangga sebagai penjaga budaya bahari, degradasi alam mengancam untuk mendorong mereka ke jurang kemiskinan yang dalam. Hal ini justru memperkuat stigma warga sekunder yang telah lama merasuki kehidupan mereka. “Kalau semua itu kita abaikan, bagaimana kita menjaga ekosistem pesisir kita, terutama yang terlibat sejak awal, dari kepunahan budaya?” pertanyaan kritis sang desainer.

Foto: “The Smoked County Relish”/Daniel Jansen Harianto

Cara yang tepat adalah bersimpati tanpa mengakali masyarakat adat. Setelah meneliti dengan cermat kondisi setempat, pertama-tama ia mengusulkan pengamanan perimeter kompleks ikan asap yang saat ini tersebar di sepanjang tepi sungai Semarang. Saran ini muncul dari keyakinan bahwa penduduk setempat akan kehilangan tanah hingga amblesan beberapa dekade dari sekarang. Oleh karena itu,relokasi segera diperlukan, tentunya untuk menyelamatkan kegiatan ekonomi masyarakat, kata Harianto dikutip dari designboom.

Sementara itu, perancang juga menyarankan untuk menggunakan kembali gudang yang ditinggalkan di samping kanal untuk menambah lebih banyak aktivitas dan daya tarik ke daerah tersebut dan sekiranya dapat menciptakan semacam landmark budaya dalam skala global.whiteboardjournal, logo