Simbol “I Amsterdam” Dicabut Karena Mempromosikan Mass Tourism

Design
06.12.18

Simbol “I Amsterdam” Dicabut Karena Mempromosikan Mass Tourism

Salah satu cara untuk menanggulangi efek negatif dari maraknya selfie spot di sudut-sudut kota.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Wienda Putri Novianty
Foto: Dezeen

Jika mengunjungi ibu kota Belanda, tugu besar bertuliskan “I Am Amsterdam” tentu menjadi spotlight ikonik yang tidak boleh terlewatkan. Pasalnya, kini tugu bercorak merah putih tersebut telah dikenal sebagai salah satu destinasi turis terpadat di Amsterdam. Melihat sorotan tugu “I Am Amsterdam” yang semakin tourist-oriented , pada 3 Desember 2018 lalu,  pemerintah setempat memutuskan untuk mencabut tugu ikonik Amsterdam karena dianggap mempromosikan mass tourism.

Berdiri sejak tahun 2004, tugu ini mulanya dibangun sebagai simbol perayaan warga Amsterdam dengan segala keragamannya. Pemilihan frasa “I Am Amsterdam” awalnya diinisiasi untuk merepresentasi makna bahwa setiap orang yang berkunjung ke kota ini menjadi bagian dari Amsterdam. Namun, seiring berjalannya waktu dan melihat tingkat kepadatan area “I Am Amsterdam”, simbol tugu tersebut justru dianggap menjadi terlalu individualistik. Karena letaknya yang tepat berada di depan area Rijksmuseum, tugu ini juga dikritisi mengurangi nilai historis karena kurangnya apresiasi turis untuk mengunjungi museum.

Sebenarnya, melihat langkah kritis dari pemerintah, tindakan pencabutan tugu “I Am Amsterdam” jelas menjadi langkah yang cukup positif. Guna mengurangi kepadatan, turis akhirnya terpicu untuk menjelajahi kota dibandingkan asyik berfoto mendapatkan selfie terbaik di depan tugu. Namun, melihat imaji tugu “I Am Amsterdam “ yang cukup melekat, akankah identitas Amsterdam juga ikut hilang ketika tugu ini dicabut? whiteboardjournal, logo