Debut Film Panjang Wregas Bhanuteja, Penyalin Cahaya, Akan Debut di BIFF

Film
04.09.21

Debut Film Panjang Wregas Bhanuteja, Penyalin Cahaya, Akan Debut di BIFF

“Film ini adalah suara untuk melawan ketidakadilan [terhadap korban kekerasan seksual] yang terjadi pada hari ini.”

by Whiteboard Journal

 

Teks: Deandra Aurellia
Foto: Kaninga Pictures/Rekata Studio

Kabar baik datang dari perhelatan Busan International Film Festival (BIFF) ke-26 di Korea Selatan untuk film “Penyalin Cahaya” garapan sutradara Wregas Bhanuteja. Film yang dibintangi aktris muda bertalenta Shenina Cinnamon ini terpilih masuk dalam program kompetisi utama New Currents dan melakukan World Premiere di salah satu festival film terbesar di Asia tersebut. New Currents sendiri juga merupakan satu-satunya program kompetisi internasional film panjang di BIFF yang akan digelar pada 6 hingga 15 Oktober 2021.

Film “Penyalin Cahaya” lahir dari pengamatan Wregas Bhanuteja atas realitas tentang banyak penyintas kekerasan seksual yang tidak mendapat ketidakadilan. Berbagai macam stigma, ketiadaan sistem pendukung, sedikitnya ruang aman, minimnya pengetahuan masyarakat akan kekerasan seksual menjadi penyebab para penyintas untuk memendam pengalaman kekerasan yang mereka alami. “Film ini adalah suara untuk melawan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat kita hari ini,” ucap Wregas, yang juga turut menulis skenario film “Penyalin Cahaya”.

Cerita film “Penyalin Cahaya” mengenai SUR yang harus kehilangan beasiswanya karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar. Sur tidak mengingat apapun yang terjadi pada dirinya tadi malam. Ini adalah kali pertama Sur datang ke pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya, dan mendapati dirinya tidak sadarkan diri. Sur meminta bantuan AMIN, teman masa kecilnya, seorang tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.

Menurut Shenina, pemeran Sur, film “Penyalin Cahaya” telah menyuguhkan cerita yang belum pernah didengarnya. Ia merasa film ini dapat menjadi salah satu cara untuk menyuarakan topik tentang kekerasan seksual. Bagi aktris berusia 22 tahun itu, memerankan karakter Sur merupakan tanggung jawab besar agar nilai-nilai yang hendak disuarakan lewat kisah “Penyalin Cahaya” bisa sampai ke penonton dan masyarakat.

Selain Shenina, film ini pun diperkuat para aktor muda bertalenta, yakni Chicco Kurniawan (“Posesif”, “Detektif Soleh”), Lutesha (“My Generation”, “Ambu”), Jerome Kurnia (“Bumi Manusia”, “Dilan 1991”), Dea Panenda (“Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak”, “Toko Barang Mantan”), dan Giulio Parengkuan (“Dilan 1990”, “Ratu Ilmu Hitam”). Film “Penyalin Cahaya” merupakan produksi film panjang pertama dari Rekata Studio yang berkolaborasi dengan Kaninga Pictures. Bersama Wregas, Rekata Studio sendiri sebelumnya melahirkan film pendek “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” yang juga masuk kompetisi Wide Angle: Asian Short Film Competition dan lakukan World Premiere di Busan International Film Festival (BIFF) 2019. 

“Penyalin Cahaya” merupakan debut film panjang Wregas Bhanuteja. Sebelumnya, Wregas sudah melahirkan film-film pendek yang berhasil masuk kompetisi festival film internasional. Antara lain, “Lemantun” (pemenang Film Pendek Terbaik di XXI Short Film Festival 2015), “Lembusura” (berkompetisi di Berlin International Film Festival 2015), “Prenjak” (pemenang Film Pendek Terbaik di Semaine de la Critique-Cannes Film Festival 2016 dan Piala Citra FFI 2016), serta “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” (pemenang Piala Citra FFI 2019 dan berkompetisi di Sundance Film Festival 2020). whiteboardjournal, logo