Gaspar Noe Bercerita Tentang Pengalaman Mendekati Kematian Menginspirasi Film Terbarunya “Vortex”

Film
21.07.21

Gaspar Noe Bercerita Tentang Pengalaman Mendekati Kematian Menginspirasi Film Terbarunya “Vortex”

Gaspar Noe bercerita bagaimana pengalaman mendekati kematian mengilhami jenis film terbarunya yang sangat berbeda.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Hanindito Buwono
Foto: Vianney Le Caer/AP

Sutradara asal Argentina yang terkenal dengan film-film psychedelic seperti “Enter the Void” dan “Climax”, Gaspar Noe, telah mengungkapkan inspirasi film terbarunya “Vertigo” dalam sebuah interview dari Indiewire.

“Vortex” muncul di saat Gaspar Noe selamat dari pendarahan otak sesaat sebelum pandemi melanda. Hal ini ditunjukkan dalam post Instagram miliknya di hari yang sama penayangan perdana “Vortex” di Cannes Film Festival 2021, yang mengundang reaksi dari penggemar.

“Satu setengah tahun yang lalu, saya mengalami pendarahan otak dan hampir mati. Saya selamat darinya dan secara ajaib saya tidak mengalami kerusakan otak,” ujar Gaspar Noe.

Kejadian yang menimpanya ternyata membuat dirinya terbawa untuk membuat film paling personal selama karir penyutradaraannya. Gaspar Noe bercerita bahwa film “Vortex” terinspirasi dari sosok figur ayah dan ibunya karena penyakit demensia. 

“Ayah saya berusia 88 tahun dan dia sangat menguasai pikirannya, mungkin lebih dari sebelumnya. Dia [suka] melukis, menulis. Dia menderita COVID tahun lalu dan selamat. Namun, ada hal-hal di film ini terkait dengan hidup saya. Ibuku kehilangan daya ingatan delapan tahun lalu, dan kemudian dia meninggal karenanya; begitu juga nenek saya. Ini hanya sebuah proses ajaib bahwa beberapa orang paling cerdas di planet ini adalah yang pertama bisa kehilangan daya ingatan. Saya ingin mendedikasikan film ini untuk semua orang yang [mempunyai] kehilangan daya ingatan sebelum mereka kehilangan hati,” kata Gaspar Noe.

Film “Vortex” akan dibintangi oleh master giallo asal Italia, Dario Argento, serta aktris Françoise Lebrun. Premis yang diceritakan dalam film ini mengikuti kehidupan sepasang pasangan tua yang menjalani hari-hari terakhir mereka di apartemen sempit, saat karakter Françoise Lebrun perlahan kehilangan daya ingatannya.whiteboardjournal, logo