Who, What, Why: Adhyatmika

Film
17.07.20

Who, What, Why: Adhyatmika

Penulis sekaligus sineas yang menggunakan cerita sebagai media edukasi dan menormalkan perbincangan seputar kesehatan mental di Indonesia.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Annisa Nadya

WHO

Adhyatmika, atau yang akrab disapa dengan Mika adalah salah satu kontributor buku Open Column 2. Selain sebagai sosok penulis, Adhyatmika juga merupakan seorang sineas. Awal ketertarikan Adhyatmika dalam menulis diawali dengan hobinya untuk terus membaca dan menonton film, kedua hal tersebut pun memicu keinginan Adhyatmika untuk menjadi sebuah storyteller. Meski akhirnya memilih untuk mempelajari perfilman dalam jenjang perkuliahan, Adhyatmika tetap melihat tulis-menulis sebagai medium utama untuk mengantar cerita. Kini, Adhyatmika bekerja sebagai sutradara freelance yang berfokus dalam produksi iklan dan film, salah satunya adalah sebuah film adaptasi dari sebuah novel Indonesia “Stories for Rainy Days” yang diharapkan akan rilis tahun ini. Tak hanya itu, Adhyatmika juga ingin mengembangkan sebuah film panjang seputar isu kesehatan mental di kalangan remaja SMA.

WHAT

Dalam proyek Open Column 2 ini, Adhyatmika ingin mengangkat perbincangan seputar topik kesehatan mental melalui sebuah cerita yang tak hanya menggarisbawahi penyebab gangguan kesehatan mental bagi seseorang, tetapi juga pengalaman yang dilalui dalam sebuah episode. Pengalaman yang dimaksud meliputi perasaan, pikiran yang terlintas, serta faktor-faktor yang memancing kepanikan dan kehampaan yang kerap datang dan dirasakan. Bertajuk “Jakarta Made Me Nervous and Some Uncertainties”, cerita ini pun disampaikan melalui seseorang yang lebih tua yang sedang bercermin ke masa lalu untuk menilik gangguan mental yang ia alami. Dengan pendekatan tersebut, Adhyatmika tidak ingin menjadi sebuah suara perwakilan bagi generasi millenial, tetapi ia ingin cerita ini menjadi sebuah pintu untuk menormalkan dan menghilangkan stigma untuk berbincang seputar kesehatan mental lintas generasi.

WHY

Ketertarikan Adhyatmika untuk berpartisipasi dalam Open Column 2 diawali dengan keinginan untuk melihat tulisan yang lebih variatif seputar kesehatan mental, yang tak hanya terbatas pada format self help atau diary entry saja. Selain itu, keputusan untuk berpartisipasi ini juga dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk bercermin mengenai pengalaman pribadi maupun persepsi orang-orang di sekitarnya mengenai kesehatan mental. Melalui cerita yang diangkat dalam proyek buku Open Column 2 ini, Adhyatmika juga ingin menghilangkan beberapa kesalahpahaman seputar topik ini, yaitu bahwa memiliki gangguan mental bukanlah sesuatu yang ‘keren’, tetapi memiliki potensi untuk merugikan dan membahayakan seseorang. Lalu, ia juga ingin hilangkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat bahwa gangguan mental adalah sebuah efek samping dari kurangnya keimanan atau ibadah seseorang kepada Tuhannya.

Melalui proyek Open Column 2, Adhyatmika berharap karya yang ia tulis akan memiliki peranan untuk menormalkan dan menghilangkan stigma dalam perbincangan seputar kesehatan mental, sehingga siapapun dapat berbagi cerita dan mencari bantuan tanpa harus cemas akan cemoohan orang lain. Meski kecemasan akan salah informasi terkadang menjadi halangan, ketiadaan info juga dilihat sebagai salah satu halangan yang cukup signifikan dalam kurangnya keterbukaan terhadap topik ini. Bagi Adhyatmika, yang sangat dibutuhkan dalam edukasi kesehatan mental di Indonesia adalah informasi akan keberadaan isu tersebut. Meski demikian, ia juga percaya bahwa untuk menumbuhkan awareness seputar kesehatan mental di Indonesia membutuhkan pendekatan yang dapat menumbuhkan rasa penasaran di masyarakat, baik itu melalui karya tulis, ataupun karya film.

Adhyatmika adalah salah satu kontributor dalam buku Open Column 2, dikurasi oleh M. Aan Mansyur, Baskara Putra dan Fathia Izzati. Buku ini berisi tulisan yang membahas kesehatan mental. Baca tulisannya di buku Open Column 2, dapat di Pre-Order sekarang.whiteboardjournal, logo