Apa yang Kita Ketahui Tentang COVID-19 Varian XE

Human Interest
15.04.22

Apa yang Kita Ketahui Tentang COVID-19 Varian XE

Strain baru Omicron, yang disebut XE, telah menyebar di seluruh belahan dunia. Inilah apa yang kita sudah dan belum ketahui sejauh ini tentang variannya.

by Shadia Kansha

 

Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: Pixabay

Sub-varian baru Omicron telah ditemukan di Inggris saat negara itu memerangi gelombang baru virus Covid-19. Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan bahwa sekitar 4,9 juta orang di Inggris terinfeksi Covid-19 pada akhir pekan lalu — memegang rekor tertinggi selama pandemi ini berlangsung.

Lonjakan kasus diperkirakan menyebar kepada orang-orang yang lebih bebas berkeliaran sejak pembatasan Covid dihilangkan dan menyebarnya sub-varian Omicron BA.2, yang dikenal sebagai ‘Stealth Omicron’ atau Omicron Siluman.

Apa yang kita ketahui tentang varian XE sejauh ini?

XE adalah sebuah hybrid dari dua strain Omicron yang sekarang dikenal: BA.1 (strain Omicron asli) dan BA.2 (strain terkait yang lebih menular dan kini dominan di AS dan negara-negara lain). 

XE dikenal sebagai varian rekombinan, yang terbentuk “ketika satu strain SARS-CoV-2 mengambil beberapa materi genetik dari strain SARS-CoV-2 lainnya,” jelas Dr. Andrew Badley, profesor penyakit menular di Mayo Clinic. 

Itu berarti varian rekombinan baru mengambil atribut yang terkait dengan setiap strainnya, tetapi tidak selalu berubah menjadi versi yang lebih berbahaya.

XE memiliki tiga mutasi yang tidak ada di semua strain BA.1 atau BA.2, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA). Para ahli mengatakan bahwa karena BA.1 dan BA.2 keduanya beredar luas saat ini, tidak mengherankan bahwa jenis kombinasi yang baru ini muncul. 

“Varian rekombinan bukanlah kejadian yang tidak biasa, terutama ketika ada beberapa varian yang beredar, dan beberapa telah diidentifikasi selama pandemi hingga saat ini,” kata Susan Hopkins, kepala penasehat medis UKHSA. “Seperti jenis varian lainnya, hybrid ini sebagian besar akan mati dengan relatif cepat.”

Para peneliti masih mempelajari seberapa mudah varian XE menyebar. Peneliti Inggris telah menemukan bahwa ketika mereka pertama kali menganalisis urutan XE, sifat menularnya sama dengan BA.2, tetapi data yang lebih baru menunjukkan bahwa varian tersebut mungkin 10% lebih gampang ditularkan. 

Di mana kasus Varian XE telah ditemukan?

Kasus XE pertama yang diketahui terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Sejauh ini, lebih dari 600 kasus XE telah diidentifikasi di sana. Itu jauh dari tingkat kasus yang disebabkan oleh BA.2, yang sekarang menjadi bentuk dominan dari SARS-CoV-2 baik di Inggris maupun secara global.

XE juga telah ditemukan di India dan Thailand. Walaupun tampaknya XE belum sampai di Indonesia, Kemenkes RI sudah memberi peringatan akan mewaspadai kemunculan varian Varian XE.

Haruskah Anda khawatir?

“Seperti semua yang ada di era SARS-CoV-2, tidak ada jawaban yang sederhana,” kata Badley. “Tetapi untuk memberi sebuah closure: jika Anda telah vaksin dan dinyatakan sehat, Anda tidak perlu khawatir tentang itu. Jika Anda tidak divaksinasi atau memiliki penyakit penyerta, ada alasan untuk khawatir.”

Berita baiknya adalah kasus XE kini masih tergolong sedikit. Gejalanya juga mirip dengan varian Omicron asli, yaitu batuk, demam, kelelahan dan kemungkinan hilangnya rasa atau penciuman. Sejumlah pasien juga mencatat pilek, masalah pencernaan, sakit kepala dan ruam kulit.

Apa yang masih belum kita ketahui?

Belum ada informasi yang cukup untuk mengetahui apakah XE akan menyebar lebih cepat atau menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian SARS-CoV-2 lainnya. 

“Sejauh ini tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, tingkat keparahan, atau efektivitas vaksin,” kata Susan Hopkins, kepala penasehat medis UKHSA.

UKHSA saat ini sedang memantau XE dan dua varian rekombinan lainnya—XF dan XD, yang keduanya merupakan rekombinan Delta dan Omicron BA.1. 

Sejauh ini, UKHSA mengatakan bahwa kurang dari 40 kasus XF telah terdeteksi, semuanya di Inggris. XD belum ditemukan di Inggris, tetapi 49 kasus—kebanyakan di Prancis—telah dilaporkan ke database global. 

Seiring virus tersebut berkembang dan beredar di dunia, masih perlu kesadaran untuk terus menggunakan masker, menjaga jarak fisik dan kebersihan tangan serta vaksinasi tepat waktu untuk semua populasi berisiko tinggi, seperti orang tua, anak-anak, dan pasien dengan penyakit lain.



whiteboardjournal, logo