Bentuk Baru Tindak Kriminal di Jepang Bernama “Terorisme Sushi”

Human Interest
15.03.23

Bentuk Baru Tindak Kriminal di Jepang Bernama “Terorisme Sushi”

Berangkat dari sebuah tren viral di media sosial yang memperlihatkan makanan tidak higienis, terorisme sushi kini menjadi tindak kriminal yang meresahkan.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Faesal Mubarok
Foto: Tamas Pap/Unsplash

Tiga orang ditangkap di Jepang karena diduga melakukan apa yang disebut sebagai “terorisme sushi”. Polisi melakukan penangkapan atas tren viral media sosial yang aneh yang melibatkan lelucon makanan tidak higienis—kebanyakan melibatkan sushi—di negara yang terkenal dengan standar kebersihan luar biasa.

Satu video menunjukkan ketiga terdakwa merusak sushi yang disajikan berjalan di sebuah restoran. Menurut laporan The Japan Times, salah satu dari mereka terlihat mengambil sepotong sushi dari piring yang beredar, memasukkan seluruh bagian ke dalam mulut mereka dan kemudian meminum kecap langsung dari botol biasa yang digunakan oleh orang lain di restoran tersebut. Ketiga tersangka telah ditangkap di Prefektur Aichi, yaitu Ryogo Yoshino yang berusia 21 tahun dan seorang gadis berusia 15 tahun yang tidak disebutkan, sementara pria ketiga berusia 19 tahun yang identitasnya juga dirahasiakan.

Kejenakaan mereka, yang terlihat sebagai yang pertama di Jepang, telah dijuluki “terorisme sushi” secara online dan memicu kemarahan. Mereka telah ditangkap dengan tuduhan berusaha menghalangi bisnis di jaringan restoran besar Kura Sushi.

Beberapa orang membanjiri restoran dengan keluhan pelanggan setelah videonya menjadi viral secara online. Tren tersebut membuat orang merusak makanan yang disajikan di rantai berbeda yang diambil tidak lama setelah menampilkan video serupa di Twitter dan TikTok.

Lelucon lain menunjukkan pelanggan menyentuh potongan sushi yang bergerak dengan jari yang baru dijilat atau mengisap tepi cangkir sebelum meletakkannya kembali di rak.whiteboardjournal, logo