Emisi Rekombinasi Atom Oksigen Berupa Cahaya Hijau Terdeteksi di Atmosfer Mars

Human Interest
21.11.23

Emisi Rekombinasi Atom Oksigen Berupa Cahaya Hijau Terdeteksi di Atmosfer Mars

Berbeda dengan aurora yang muncul ketika elektron berenergi dari matahari menghantam atmosfer bagian atas, Nighthglow muncul dari atom-atom oksigen yang berhenti tereksitasi oleh Matahari ketika mereka bermigrasi ke Nightside of The Planet.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Arif Ibrahim
Foto: European Space Agency

Cahaya hijau menerangi malam di Mars. Untuk pertama kali, cahaya malam ini terdeteksi di atmosfer Mars oleh Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) dalam misinya, ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO). Cahaya ini cukup terang untuk dilihat manusia dan mampu memudahkan penjelajah untuk bernavigasi di malam yang gelap. 

Cahaya malam ini telah terdeteksi perangkat Mars Express dalam bentuk gelombang inframerah satu dekade lalu. Kemudian pada 2020, pesawat TGO mengukuhkan penemuan tersebut dengan mendeteksi atom-atom oksigen yang menyala hijau di sisi siang Mars. Itu lah momen pertama emisi cahaya siang ditemukan di planet selain Bumi. Atom-atom tersebut juga bermigrasi ke sisi malam Mars, lalu bergabung di ketinggian yang lebih rendah dan menghasilkan visible nightglow. Nightglow ini lah cahaya hijau yang menerangi malam di Mars.

Impresi Artis terhadap penemuan Nightglow oleh TGO. (Foto: European Space Agency)

Nightglow muncul ketika dua atom oksigen bergabung untuk membentuk molekul oksigen, sekitar 50 Km di atas permukaan Mars. Atom-atom oksigen tersebut terbentuk di sisi siang Mars. Karbon dioksida yang terpapar Matahari mendapat energi dan terpecah menjadi atom oksigen. Lalu atom-atom tersebut bermigrasi ke sisi malam dan berhenti tereksitasi oleh Matahari. Akibat proses tersebut, mereka berkumpul kembali di ketinggian yang lebih rendah, kemudian memancarkan cahaya hijau. 

“This emission is due to the recombination of oxygen atoms created in the summer atmosphere and transported by winds to high winter latitudes, at altitudes of 40 to 60 km in the martian atmosphere,” jelas Lauriane Soret, peneliti dari The Laboratory of Atmospheric and Planetary Physics di Universitas Liège. Cahaya tersebut diperkirakan bersinar seterang awan yang terpapar cahaya bulan.whiteboardjournal, logo