Ketidakadilan Bagi Perempuan Datang dari Institusi yang Seharusnya Menyelamatkan

Human Interest
28.03.23

Ketidakadilan Bagi Perempuan Datang dari Institusi yang Seharusnya Menyelamatkan

Kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh petugas kepolisian semakin sering terlihat di Britania Raya. 

by Whiteboard Journal

 

Teks: Reiko Iesha
Foto: Women Against Rape

Kekerasan yang terlaporkan maupun tidak terhadap perempuan tercatat seringkali datang dari kepolisian, setidaknya di Britania Raya. Berdasarkan National Police Chiefs’ Council (NPCC), lebih dari 1,500 petugas kepolisian telah dituduh bertindak dengan kekerasan terhadap perempuan selama periode Oktober 2021 hingga April 2022. Seringkali, laporan-laporan ini dihiraukan dan hanya satu persen dari petugas-petugas menerima hukuman tindak lanjut. 

55% kasus melibatkan petugas-petugas tersebut dengan kolega-kolega di kantor kepolisian. Kolega perempuan di kepolisian seringkali mengalami kekerasan di luar jam kerja. 19% persen dari mereka mengalami kekerasan seksual, 13% pengalami pelecehan seksual, dan 6% dari mereka mengalami penyalahgunaan jabatan oleh rekan-rekan mereka dengan perbuatan yang berbau seksual. 

45% laporan terhadap kepolisian datang dari masyarakat publik. Dua pertiga dari laporan ini terkait dengan kekerasan, antara lain penggunaan borgol dan penangkapan yang kasar. Selain itu, perempuan masyarakat publik juga melaporkan pelecehan, penyerangan, dan penyalahgunaan jabatan dengan tindakan berbau seksual. Laporan yang datang dari NPCC juga menyatakan bahwa kasus yang terjadi bisa lebih dari yang tercatat dikarenakan proses laporan yang seringkali berhenti di tengah jalan. Beberapa kasus kekerasan juga seringkali tidak dilaporkan. 

NPCC saat ini sedang berupaya untuk memperbaik sistem laporan mengenai kekerasan yang dilakukan petugas kepolisian, terutama kekerasan terhadap perempuan, dengan membuat penilaian tahunan kinerja petugas kepolisian. NPCC mengakui bahwa kultur misogini dan seksisme masih seringkali ditemukan dalam lingkungan kepolisian dan mereka sedang berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan kultur ini. Institusi kepolisian di Britania Raya juga mengakui kultur ini dan telah mengubah regulasi agar proses pemeriksaan dan rekrutmen petugas kepolisian diperketat. 

Walau begitu, diragukan apabila kultur yang sudah sangat tertanamkan di dalam sistem kepolisian dapat dihilangkan dengan sekedar tindakan semacam laporan dan penilaian. Masyarakat belum bisa berharap banyak akan perubahan dengan kasus-kasus kekerasan yang terus terjadi, antara lain kasus petugas petugas Wayne Couzens yang menculik, memperkosa, dan membunuh Sarah Everard, dan kasus David Carrick, seorang pemerkosa yang direkrut menjadi petugas polisi Metropolitan Police. 


Suatu data yang dikumpulkan pada bulan Maret 2022 menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat akan kepolisian telah menurun dari 75% ke 53%. Saat ini, masyarakat hanya bisa melanjutkan aksi protes mereka agar pemerintah defund the police, mengurangi dana yang dipakai institusi kepolisian dan menyalurkan dana tersebut kepada metode-metode keselamatan bagi masyarakat yang tidak melibatkan kepolisian. whiteboardjournal, logo