Satu Miliar Remaja di Seluruh Dunia Berisiko Alami Gangguan Pendengaran Permanen

Human Interest
27.11.22

Satu Miliar Remaja di Seluruh Dunia Berisiko Alami Gangguan Pendengaran Permanen

Remaja dan dewasa muda usia 12-34 tahun berpotensi mengalami gangguan pendengaran permanen akibat perangkat dengar pribadi.

by Whiteboard Journal

 

Foto: Note Folio 
Teks: Marsha Huwaidaa

Lebih dari satu miliar remaja dan kelompok usia dewasa muda di seluruh dunia berisiko mengalami gangguan pendengaran. Penemuan ini menyampaikan kebutuhan mendesak untuk menerapkan kebijakan yang berfokus pada ‘safe listening habits’ untuk mempromosikan pencegahan gangguan pendengaran.

Resiko kehilangan pendengaran akibat kebisingan bergantung terhadap durasi dan frekuensi paparan. Fenomena ini terjadi secara berulang dari waktu ke waktu. Menurut Disease Control and Prevention (CDC), remaja lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat penggunaan perangkat pribadi, seperti ponsel atau pemutar audio portabel. Kemudian, budaya khas generasi-z yang tidak lepas dari acara konser dan kunjungan tempat hiburan dinilai sebagai salah satu faktor penting terhadap penelitian ini.

Studi telah menemukan bahwa, ketika menggunakan perangkat pendengar pribadi, remaja dan dewasa muda biasanya memilih volume setinggi 105 desibel (db). Selain itu, suara rata-rata di tempat hiburan dan konser berkisar antara 104 hingga 112 db. Angka yang telah dipaparkan, dinilai dapat menyebabkan kerusakan pendengaran.

Pada tingkat desibel yang lebih tinggi, periode waktu seseorang dapat dengan aman mendengarkan kebisingan lebih pendek – misalnya, pada 92 db, periode mendengarkan yang aman adalah 2,5 jam; pada 98 db, periode mendengarkan yang aman adalah 38 menit, dan pada 101 db, periode mendengarkan yang aman hanya 19 menit, kata para peneliti.

 

Secara keseluruhan, data menyatakan bahwa 24% anak muda dalam penelitian ini terpapar pada tingkat kebisingan yang tidak aman akibat penggunaan aktif perangkat pendengaran pribadi, dan 48% terpapar pada tingkat kebisingan yang tidak aman di tempat hiburan dan konser musik. Berdasarkan riset ini, diperkirakan bahwa 670 juta orang dalam kelompok usia remaja dan dewasa muda (12-34 tahun) akan berisiko mengalami gangguan pendengaran karena menggunakan perangkat pendengaran pribadi, dan 1,35 miliar karena menghadiri acara-acara keras di tempat hiburan.

Salah satu ancaman terbesar dari paparan suara keras dapat melemahkan sel-sel sensorik telinga dan mengakibatkan gangguan pendengaran sementara atau telinga berdengung (tinnitus). Kemudian, paparan berulang terhadap suara keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Sebagai langkah preventif dalam gerakan ‘safe listening habits’ WHO merekomendasikan pemakaian perangkat pendengar dengan volume di bawah 60%. Selain itu, pengguna perangkat dengar pribadi dituntut lebih atentif dalam peringatan tingkat kebisingan yang telah hadir pada fitur smartphone. Kemudian, pemakaian penyumbat telinga di konser dan tempat hiburan diperlukan untuk menghindari kerusakan permanen pada kesehatan telinga.whiteboardjournal, logo